Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Buku Anak Sedunia, Masihkah Anak Kita Membaca Buku?

2 April 2020   23:01 Diperbarui: 2 April 2020   23:17 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketika orang dewasa membaca buku anak dihadapan anak-anak merupakan salah satu cara untuk menanamkan minat baca kepada anak."

Hari buku anak sedunia diperingati setiap tanggal 2 April. Di tengah pandemi virus Corona Covid-19 tidak terdengar gaungnya. 

Kegiatan yang sifatnya berkumpul dengan melibatkan orang banyak saat ini sudah dilarang, kita harus menjaga jarak. Tidak mungkin dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam memperingati hari buku anak sedunia. Belum lagi saat ini perpustakaan tutup sementara untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Mungkin saja banyak yang belum mengetahui tanggal 2 April sebagai hari buku anak sedunia.

Saya melihat ucapan selamat hari buku anak sedunia, 2 April 2020 di instagram Perpusnas.go.id. Pertanyaannya, masihkah anak kita membaca buku? Kalaupun banyak buku anak yang diterbitkan dan koleksinya banyak terpajang di perpustakaan serta dijual di toko buku, bila tidak dibaca anak menjadi terkesan sia-sia. Tapi buku anak tidak hanya dibaca anak-anak namun juga orang dewasa. Penulis buku anak juga kebayakan orang dewasa.

Ketika orang dewasa membaca buku anak dihadapan anak-anak merupakan salah satu cara untuk menanamkan minat baca kepada anak. Mendongeng dengan menuturkan tanpa membaca bisa dilakukan, tapi kebanyakan orang tua membaca langsung buku dongeng untuk mempermudah penyampaian pesan kepada anak. Beda dengan pendongeng yang menuturkan langsung tanpa membaca dengan ekspresi yang meyakinkan sehingga dapat membuat anak larut dalam cerita. Bila itu busa dilakukan orang tua kepada anak-anaknya akan lebih baik.

Menumbuhkan minat baca pada anak dapat dilakukan orang tua dengan membaca buku anak kepada anak-anak. Saya yakin itu, karena anak sulung saya yang sekarang sudah mahasiswa suka membaca buku karena sejak kecil saya dan istri suka mendongeng dan membacakan buku untuknya ketika ia belum pandai membaca.

Di tengah pandemi Corona ketika kita dianjurkan DiRumahAja, masihkah para orang tua membacakan buku buat anak-anaknya? Kebiasaan membaca buku anak untuk anak-anak kita dapat terus dipertahankan. Minat baca anak masih cukup tinggi dapat terlihat ketika perpustakaan keliling menghampiri sekolah mereka. Para peserta didik ini nencari buku yang baru, yang tidak ada dalam koleksi perpustakaan mereka.

Anak memilih buku di perpustakaan keliling (dokpri)
Anak memilih buku di perpustakaan keliling (dokpri)
Tingginya minat baca anak akan mendorong penulis dan penerbit memproduksi banyak buku anak. Anak-anak kita masih bisa menikmati bahan bacaan ysng selalu menampilkan bahan bacaan terbaru setiap terbitnya yakni majalah Bobo. Ini salah satu bahan bacaan untuk anak yang masih bisa bertahan. 

Kunjungan saya dibeberapa perpustakaan di Bangka, salah satu bahan bacaan andalan dan tersedia yang disuksi anak adalah majalah Bobo. Selain tentunya buku anak koleksi perpustakaan. Berlangganan majalah untuk anak yang dilakukan adalah salah satu cara untuk menarik minat anak berkunjung ke perpustakaan.

Keberadaan perpustakaan menjadi solusi anak yang memiliki minat baca untuk mendapatkan bahan bacaan. Bila mengharapkan dari orang tua, termasuk belangganan majalah akan membebani keuangan orang tua. Karenanya ajaklah dan doronglah anak untuk ke perpustakaan guna menyalurkan minat baca. 

Semoga kondisi pandemi Corona lekas berlalu. Perpustakaan lekas dibuka dan anak-anak kita kembali bebas membaca. Membaca buku dapat dipertahankan, tidak dikalahkan telepon pintar yang membuat anak keasyikan dengan berbagai aplikasi di dalamnya sehingga meninggalkan buku. 

"Membaca buku menambah ilmu. Menumbuhkan minat baca harus dimulai dari keluarga. Orang tua membaca buku, anak akan meniru. Selamat hari buku sedunia."


Salam literasi dari pulau Bangka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun