Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Keindahan Pantai Matras Sungailiat Terusik dengan Adanya Rebutan "Kue" di Pintu Masuk

5 Maret 2020   23:15 Diperbarui: 5 Maret 2020   23:31 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Destinasi wisata di Sungailiat, kabupaten Bangka yang paling tua yang sudah ada jauh sebelum daerah ini membangun sektor pariwisata masih populer dan disukai wisatawan lokal, regional maupun internasional adalah pantai Matras.

Bila dibandingkan tahun 70 an pantai ini jauh lebih landai dan banyak dengan pohon kelapa di sepanjang pantainya. Namun sekarang jumlah pohon kelapa sudah menyusut seiring dengan terus abrasinya pantai Matras.

Pantai ini berada dekat dengan pusat kota Sungailiat, sekitar 4 km ke arah Utara. Penyelamatan terhadap keindahan pantai Matras sudah dilakukan diantaranya membangun talud untuk menahan lajunya ombak yang bisa membuat tergerusnya bibir pantai.

Dokpri
Dokpri
Pantai Matras bertambah indah dan memesona setelah Pemda setempat menatanya menjadi lebih hijau dengan ditanam pohon penghijauan di sepanjang pantainya. Di sini juga terdapat musalah, kamar mandi, panggung tempat pentas seni dan lain-lain. Selain itu terdapat pula sungai air tawar di dekat pantai yang biasa digunakan wisatawan sebagai tempat berbilas setelah berenang di air laut yang asin.

Sewajarnya bila Pemda setempat menarik karcis tanda masuk. Karcis masuk dengan harga lumayan murah Rp 3.000,- per orang tanpa biaya parkir. Dana yang terkumpul dari karcis tanda masuk itu sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta dikembalikan guna memberi upah kepada petugas kebesihan, pengamanan pantai dan lain-lain.

Dokpri
Dokpri
Penarikan karcis tanda masuk ini sempat diprotes sekelompok pemuda warga lingkungan Matras. Rabu (4/2) mereka menutup pintu masuk ke pantai Matras Sungailiat dengan membawa berbagai tulisan menuntut agar Penda dapat mengikutsertakan mereka terlibat dalam penarikan karcis tanda masuk. Mereka ingin kecipratan mendapatkan "kue" dari pembayaran karcis para pengunjung.

Sedangkan Pemda yakni melalui Dinas Pariwisara setempat memberlakukan aturan pengelolaan oleh pihak ke 3 dengan pembayaran sesuai kotrak yang berlakukan 1 tahun. Selama ini para pemuda yang tinggal di lingkungan itu memungut bayaran dari pengunjung. Saya mengalami sendiri mereka memungut bayaran tanpa memberikan karcis kepada saya. Kalau cara seperi ini terus terjadi berarti banyak kebocoran sehingga masukan dari restribusi ini tidak maksimal bagi daerah.

Dokpri
Dokpri
Melihat kondisi ini akan membuat tidak nyaman wisatawan. Tidak ada kejelasan, bisa saja petugas penjaga pintu masuk memungut lebih dari harga yang sudah ditetapkan. Kenyamanan pengunjung  destinasi wisata pantai Matras sudah harus dimulai dari pintu masuk. Kesan aman, ramah merupakan bagian dari Sapta Pesona yang harus didukung seluruh elemen masyarakat untuk menyukseskan pembangunan pariwisata.

Mengikutsertakan aparat keamanan, ada polisi pariwisata, pol pp pariwisata untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawa. Kendati aksi unjuk rasa yang berlangsung di pintu masuk pantai Matras telah mengusik kenyamanan wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai Matras. Kejadian ini sudah berulang kali terjadi, kendati bisa diselesaikan. Jangan sampai ada premanisme di destinasi wisata.

Pintu masuk pantai Matras Sungailiat (dokpri)
Pintu masuk pantai Matras Sungailiat (dokpri)
Pantai Matras Sungailiat telah menjadi destinasi wisata favorit wisatawan domestik dan manca negara. Juga menjadi andalan Pemda setempat, dalam menggenjot kunjungan wisatawan. 

Keindahan pantai Matras tidaklah cukup, bila tidak didukung suasana yang aman dan nyaman. Persoalan kenyamanan ini yang sempat terusik gara-gara rebutan "kue" antara sekelompok pemuda dan Pemda l, semoga dapat dituntaskan mengingat ada ketidaknyamanan yang lain sepeti laut pantai Matras yang tenang sudah menelan beberapa korban jiwa. 

Pengamanan pantai perlu ditingkatkan kendati sudah ada rambu-rambu peringatan. Kekuatan pantai Matras masih cukup tangguh dan tidak tegoyahkan meskipun bermunculan obyek wisata yang baru dikembangkan berada di sepanjang pantai menjelang pantai ini seperti pantai Tongaci, pantai Batu Bedaun, dan pantai Parai Tenggiri.

Dokpri
Dokpri
Seperti semboyan kota Sungailiat Berteman ( bersih, tertib dan aman), pantai Matras semoga bisa juga berteman dengan wisatawan. Semoga juga kegiatan penambangan timah yang selalu muncul di lautnya dapat dihentikan. Keberadaan kapal isap sudah di demo nelayan Matras, karena merusak alam laut yang mengurangi tangkapan nelayan.

Mengajak aparat keamanan, khususnya kepolisian sudah saatnya. Pantai ini sangat ramai ketika hari libur, tentu akan banyak pemasukan pendapatan bagi daerah. Semua wisatawan diperlakukan sama, jangan sampai seperti yang saya lihat sendiri bila kendaraan dinas pejabat selalu lolos masuk tanpa mau membayar. Saya yakin bila semua elemen masyarakat memiliki kepedulian membangun daerahnya khususya sektor pariwisata ya bayarlah restribusi masuk destinasi wisata.

Salam dari pulau Bangka.

Rustian Al'Ansori.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun