Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tukang Cukur: Om, Wartawan Kompasiana?

15 Februari 2020   21:50 Diperbarui: 15 Februari 2020   22:22 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rambut sudah mulai sulit diatur, terlihat tidak terurus. Agar rapi hari ini, Sabtu (15/2) saya memutuskan ke tukang cukur langganan saya, di jalan Batin Tikal, Air Ruai, kabupaten Bangka.

Adalah Adi, anak muda yang penuh semangat berusaha untuk menafkahi keluarga kecilnya. Ayah seorang putri ini baru saja membuka salon cukurnya yang sederhana. Saya pelanggan yang pertama dilayani pagi ini.

Adi menyambut dengan ramah, walaupun saya belum lama rutin mencukur rambut di salonnya ia langsung ingat saya yang pernah menulisnya ketika nyambi jualan buah durian.

Setelah tulisan itu diposting, baru hari ini saya bertemu Adi.

" Om, wartawan Kompasiana ya?" Tanya Adi, ketika saya baru duduk di kursi tempat saya akan  di cukur.

Adi menanggapi tulisan tentang dirinya ada di Kompasiana. Saya harus menjelaskan bahwa saya bukan wartawan. Saya hanya penulis di blog Kompasiana. Kalau Adi suka menulis, juga bisa menulis di Kompasiana. Tampaknya ia paham.

Ketika menulis tentang Adi, saya tidak memperkenalkan diri sebagai penulis di Kompasiana tapi sebagai pelanggan saja. Cukur rambut sekalian beli durian, kebetulan Adi juga menjual durian. Tulisan itu kejutan bagi Adi. 

Lain lagi keberatan yang disampaikan warga di sebuah kompleks perumahan di Sungailiat, datang ke kantor saya ingin menyampaikan keberatan atas sebuah tulisan yang bukan saya tulis yang ada di Kompasiana tentang pembangunan jalan menuju kompleks perumahan.

Warga yang menyampaikan uneg-unegnya itu,  juga berprofesi sebagai wartawan. Ia menyanggah tulisan yang dibuat, menurutnya tulisan itu salah karena tahun ini jalan itu akan diaspal melalui anggaran tahun 2020. 

Warga itu salah sasaran. Karena saya menulis di Kompasiana, dianggap turut bertanggungjawab untuk memberikan hak jawab. Telah gagal paham. Tapi setelah diberikan pemahaman baru ia mengerti. Saya minta ia menjawab sendiri dengan membuat akun di Kompasiana atau pun menghubungi penulis yang merupakan warga yang tinggal dekat dengan rumahnya. Ya, selesaikan saja secara baik-baik. 

Menulis di Kompasiana, setiap tulisan yang dibuat adalah tanggungjawab penulis sendiri. Dinamika menulis di Kompasiana, terkait dengan sebutan wartawan Kompasiana juga sempat ramai beberapa waktu lalu ketika Dinas Kominfo kabupaten Bangka mengeluarkan nama wartawan Kompasiana dalam daftar yang akan mengikuti jumpa pers. Instansi pemerintah saja bisa terkecoh. Saya juga sempat menulis hal itu di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun