Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pohon Tua

13 Februari 2020   05:40 Diperbarui: 13 Februari 2020   06:09 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pohon itu sudah tua, kita juga sudah tua. Tapi pohon itu lebih tinggi dari kita. Ketika masih kecil, pohon itu kita kencingi bersama-sama tak disadari telah menjadi pupuk yang menyuburkannya.

Setelah pohon itu lebih tinggi, telah menjadi tempat yang teduh bagi kita. Sesekali anak-anak kita ada yang mengencinginya. Batangnya tambah kokoh tak tampak lapuk, tak khawatir tumbang. Sedangkan tubuh tua kita mulai goyang.

Pohon tua di tengah kota, kini giliran cucu kita berteduh di rimbun daun-daun. Cucu-cucu kita menikmati kesejukkan, tidak lagi mengencingi karena takut dengan penunggu yang kandang tampak berayun. Cucu kita lebih santun.

Sungailiat, 13 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun