Pohon itu sudah tua, kita juga sudah tua. Tapi pohon itu lebih tinggi dari kita. Ketika masih kecil, pohon itu kita kencingi bersama-sama tak disadari telah menjadi pupuk yang menyuburkannya.
Setelah pohon itu lebih tinggi, telah menjadi tempat yang teduh bagi kita. Sesekali anak-anak kita ada yang mengencinginya. Batangnya tambah kokoh tak tampak lapuk, tak khawatir tumbang. Sedangkan tubuh tua kita mulai goyang.
Pohon tua di tengah kota, kini giliran cucu kita berteduh di rimbun daun-daun. Cucu-cucu kita menikmati kesejukkan, tidak lagi mengencingi karena takut dengan penunggu yang kandang tampak berayun. Cucu kita lebih santun.
Sungailiat, 13 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H