Hari masih pagi, baru beberapa menit perpustakaan umum daerah kabupaten Bangka dibuka sudah ada pengunjung yang datang. Pengunjung itu seorang laki-laki.Â
Ia datang bukan untuk membaca buku. Tapi betanya kepada petugas perpustakaan yang bertugas hari itu, apakah diperbolekan siswanya berkunjung ke perpustakaan?
Perpustakaan terbuka bagi semua pengunjung (pemustaka), jadi tidak ada larangan. Petugas mempersilakan siswa guru itu ke perpustakaan. Setelah itu diketahui bahwa, laki-laki itu adalah guru SMP Harapan yang jaraknya tidak jauh dari perpustakaan umum daerah Bangka, di jalan Jendral Sudirman, Sungailiat.
Beberapa menit setelah laki-laki itu pergi, ia kembali lagi membawa puluhan siswa ke petpustakaan umum daerah Bangka. Para siswa masuk dengan tertib, dengan mengisi tetlebih dahulu buku pengunjung.
Di sekolah mereka sendiri ada petpustakaan yang bisa dikunjungi, tapi dengan mengunjungi perpustakaan diluar sekolah para siswa dapat memilih buku yang berbeda dengan koleksi yang ada di perpustakaan sekolah.Â
Buku yang baru mereka temukan, kebetulan pula memang dicari siswa akan mendorong keinginan untuk membaca. Cara yang dilakukan guru ini dapat meningkatkan minat baca.
Selain itu menghilangkan kejenuhan siswa dengan suasana yang berbeda dari kondisi lingkungan sekolah. Ke perpustakaan bisa  menjadi tempat rekreasi yang mengedukasi.Â
Apa yang dilakukan guru SMP harapan Sungailiat, dapat dilakukan guru-guru lain untuk mengajak para siswa ke perpustakaan di luar sekolah. Mungkin sudah dilakukan, agar program ini untuk diteruskan.
Setelah berkunjung ke perpustakaan umum mereka bisa menjadi anggota perpustakan umum dan kembali secara rutin untuk memilih buku yang akan dibaca.
Salam literasi dari pulau Bangka.
Rustian Al Ansori.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H