Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Niat yang Kuat dan Usaha Keras, Insya Allah Bisa Pergi Haji

5 Februari 2020   23:13 Diperbarui: 5 Februari 2020   23:57 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pergi haji itu harus diniatkan dengan kuat, bukan sekedar memenuhi kewajiban rukun Islam. Ketika niat itu sudah kuat dan bulat, maka usaha sekuat tenaga untuk mewujudkan itu mulai dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan uang melalui usaha yang halal guna membayar Ongkos Naik Haji (ONH).

Saya punya teman asal Nabire, Papua namanya Haji Sudan ketika itu saya belum haji. Ia seorang PNS. Kami sama-sama menjalankan tugas belajar di Yogyakarta tahun 1999. Ia memotivasi saya dengan mencontahkan apa yang dilakukannya agar bisa menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. 

Sebagai PNS dengan gaji yang pas-pasan memenuhi kebutuhan sehari-sehari tidak akan bisa menabung untuk membayar ONH. Yang ia lakukan dengan berjualan beras. Niat yang kuat dimilikinya, 1 tahun kemudian Haji Sudan bisa ke Tanah Suci. 

Waktu itu pergi haji tidak seperti sekarang harus menunggu lama baru bisa berangkat. Di Bangka, tempat saya tinggal saat ini harus menunggu hingga 20 tahun lebih baru bisa berangkat ke Tanah Suci setelah mendapatkan nomor porsi membayar ONH awal Rp. 25.500.000.-

Niat menunaikan ibadah haji sudah harus tertanam sejak usia dini. Pendidikan agama bagi anak, merupakan salah satu upaya untuk menggugah anak sejak kecil merindukan Tanah Suci. Ketika putra putri sudah memasuki dunia kerja, mereka akan menyisihkan penghasilannya untuk ONH. Sekarang ini dalam menabung tidak ada lagi keraguan, tabungannya riba seperti menabung di bank kompensional karena sudah ada bank syariah, sepeti bank Danamon Syariah.

Berbeda bila orang tua yang memeliki rezeki berlebih, melihat kondisi saat ini lamanya daftar tunggu bagi cslon haji sebaiknya dana yang tersedia langsung di bayarkan ONH untuk mendapatkan nomor porsi. Terutama daftar tunggu melebihi 20 tahun. 

Saya pergi haji tahun 2008, bukan membayar ONH sendiri tapi karena tugas sebagai Petugas Haji Infonesia. Saya bertugas di Media Centre Haji, sambil menunaikan ibadah haji. Alhamdulillah. Setelah pulang haji itu, saya masih punya kewajiban untuk nenghajikan istri saya. 

Saya ingat pesan teman saya Haji Sudan, mulailah saya menabung dari hasil di luar gaji sebagai PNS. Tiga tahun kemudian, terkumpulah uang untuk disetor sebagai ONH. Uang terkumpul hanya bisa untuk 1 orang. Saya tanyakan ke Istri, apakah berani pergi sendiri ke Tanah Suci?

Istri bersedia. Tahun 2011 saya setor ONH, tahun 2019 istri berangkat menunaikan ibadah haji. Memang benar apa yang dikatakatan teman saya Haji Sudan, " niat pergi haji itu harus kuat." Insya Allah, panggilan ke Tanah Suci akan segera dapat terwujud. 

Mari kuatkan niat, untuk bisa menunaikan ibadah haji. Persiapkan fisik agar selalu sehat dan berusaha yang halal sehingga dapat membayar ONH. Yakinlah, Allah SWT selalu memberikan rezeki bagi umatnya yang sungguh-sungguh berusaha.

Salam dari pulau Bangka.

Rustian Al'Ansori

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun