Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lampu Jalan, Laron, dan Wanita Malam

4 Februari 2020   23:23 Diperbarui: 4 Februari 2020   23:21 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lampu jalan telah dikalahkan terang bulan. Percuma saja dinyalakan. Tak perlu dipadamkan. Biarkan, hanya malam ini saja. Terang bulan tak selamanya.

Lampu jalan telah dikepung laron setelah hujan. Anak-anak kampung mengumpul yang jatuh buat umpan. Wanita malam mengumpat kesal. Tak bisa mangkal.

Lampu jalan membuat bayang-banyang. Tak kuat membuat malam mendekati siang. Telah hilang. Embun menjadi enggan. Berada di persimpangan. Telah salah penempatan. 

Lampu jalan tak mampu menyenangkan. Wanita malam dibuat pergi mencari kegelapan. Terang telah dikuasai laron, tak ada lagi tempat yang nyaman. 

Sungailiat, 4 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun