Hujan sore, telah mencerahkan warna bunga di halaman rumah setelah kering kemarau lama bertahan. Mengapa kau diam saja, ingatkah waktu kanak-kanak ditengah hujan berlarian. Ternyata kau sedang kedinginan. Terlalu tua untuk melawan hujan.
Aku sedang bercanda, jangan diambil hati. Biasa, candaan laki-laki. Tatap hujan di luar sana, tak banyak anak yang keluar rumah basah bersama hujan untuk dinikmati. Apakah mereka lebih cepat tua, sehingga hujan membuat mereka nyeri. Ternyata mereka sedang asyik dengan diri mereka sendiri.
Aku ingin mengajakmu mengulang kembali, ketika kita masih menjadi anak laki-laki. Hujan sore seperti saat ini, di tengah hujan deras kau berlari. Mengejar perempuan yang kini telah menjadi istrimu, terjatuh dari sepeda di jembatan besi. Hujan sore, aku mengajakmu mengulang kembali. Setidak bisa mengurangi dingin yang telah membuat tulangmu nyeri.
Sungailiat, 18 November 2019