Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pengungsi

8 Oktober 2019   13:25 Diperbarui: 8 Oktober 2019   13:39 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terusir dari tanah sendiri, bukan karena anak tiri dari Ibu Pertiwi tapi telah dirampas anak negeri sendiri yang memilih anarki. Kemarahan yang berlebih menimbulkan anarki sehingga kehilangan nurani.

Terusir setelah tidak ada lagi penjaga yang membuat rasa aman. Entah dimana penjaga-penjaga itu, telah membiarkan sehingga melahirkan kerusuhan. Kecamuk ketakutan, telah memaksa untuk pergi. Kecamuk ketakutan, setelah ada yang mati.

Tangis pengungsi tak mampu menghentikan kobaran api. Tangis pilu telah membasahi tanah negeri yang merasa terbuang di negeri sendiri.

Sungailiat, 8 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun