Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kemarau

14 Agustus 2019   05:19 Diperbarui: 14 Agustus 2019   05:23 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum genap 24 jam, kembali kujamah lahan gersang yang telah dibuat sekarat kemarau. Semakin parah tanah, hilang titik air membuat suara parau. Angin kering mengangkat debu, mengeringkan sungai membuat ikan menggelepar. Tapi semakin membuat tebing lembut semakin kuat tak bergetar. 

Kemarau dini hari membuat embun hilang, seperti berada di padang gersang. Penyanggah tanah tak ada lagi tiang. Pohon menjadi ranting, bagaikan tulang-belulang. Sebentar lagi terbakar yang kembali menumpuk debu. Kemarau sedang senyum tersipu, setelah mendapat tempat dalam kurun waktu tak tentu. 

Sungailiat, 14 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun