Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Memandang Jam

11 Juli 2019   01:00 Diperbarui: 11 Juli 2019   01:03 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jarum jam berputar masih dalam arah yang sama, ketika malam semakin jauh dibawakan waktu detik per detik, tik tik tik. Setelah melewati tengah malam tetap tak berubah masih dalam detik yang sama, ketika malam memasuki dini hari dibuat tak berkutik. Gerakan jam tidak pura-pura, tapi pasti melewati sisa hari dalam hidup atau mati. Datangnya waktu tidak bisa ditebak dalam janji yang tak pernah diketahui.

Terus memandang jam, tersirat pesan bahwa waktu itu memang kejam. Bisa menjadi belati untuk menikam diri sendiri.

Sungailiat, 11 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun