Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

OOTD Lelaki Masih Enggan Bersarung Ketika ke Masjid

24 Mei 2019   23:12 Diperbarui: 24 Mei 2019   23:23 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Bangka Mulkan mengenakan sarung ketika menyerahkan santunan dalam safari Ramadan (dokpri)

Sarung, yang identik dengan laki-laki. Walaupun juga perempuan ada yang menggunakan sarung dalam kesehariannya, khususnya mereka yang lanjut usia (lansia). Sarung tidak hanya dipergunakan ketika akan menjalankan ibadah di masjid, namun ada yang menggunakan sarung dalam aktifitas sehari-sehari seperti halnya  yang dilakukan KH Ma'ruf Amin, calon wakil presiden terpilih.

Tapi, tidak banyak lagi lelaki mengenakan sarung ketika ke masjid. Pemandangan itu dapat terlihat ketika saya tiap malam menunaikan sholat Tarawih di masjid dekat rumah. OOTD mengenakan sarung mengapa tidak, apa lagi saat Ramadhan seperti sekarang ini.

OOTD adalah singkatan dari Outfit of The Day, sebagai padanan kata untuk menunjukan apa yang dipakai di hari itu. Konsep OOTD sangat sederhana, dan tidak terlalu dibuat-buat. Dalam artian, itu adalah outfit pribadi yang benar-benar dipakai untuk beraktivitas dalam satu hari. Hashtag ini sudah mulai populer sekitar 2 tahun terakhir.

Menunggu saat berbuka puasa (dokpri)
Menunggu saat berbuka puasa (dokpri)
Begitu pula ketika kami mengikuti safari Ramadhan Pemkab Bangka yang terjadwal 3 hingga 5 hari  setiap pekannya, baik siang maupun malam hari. Kalau safari Ramadhan dilaksanakan siang hari mengunjungi masjid hingga pelosok desa, para peserta Safari Ramadhan mengenakan pakaian dinas harian karena di jam kerja. 

Namun ketika safari Ramdhan malam hari, terlihat anggota rombongan yang ada di dalam bus hanya beberapa saja lelaki yang mengenakan sarung, salah satu diantaranya yang mengenakan sarung yakni Bupati Bangka Mulkan. Dalam safari Ramadhan yang diikutinya Bupati Bangka juga bagi-bagi sarung kepada jemaah, selain menyerahkan santunan kepada lansia dan anak yatim. 

Perjalan Safari Ramadhan ini sekalian ngabuburit hingga tiba ditujuan saat melakukan berbuka puasa bersama dengan jemaah masjid yang dikunjungi. Sebagian beralasan tidak mengenakan sarung dan lebih memilih mengenakan celana panjang karena dinilai lebih praktis, ketimbang mengekan sarung. Termasuk saya juga tidak mengenakan sarung. Tradisi mengenakan sarung saat ini mulai memudar. 

Kalau alasannya tidak praktis, menurut saya alasan itu keliru karena mengenakan sarung lebih praktis dan tidak ribet terutama saat akan masuk WC untuk buang air kecil, bila mengenakan sarung akan lebih mudah menghindari sarung terkena najis. Kalau mengenakan celana panjang rentan terkena najis ketika buang air kecil. Kondisi ini akan membuat ragu-ragu apakah celana panjang yang dikenakan terhindar dari najis ketika di WC.

Mengenakan sarung itu karena biasa. Bila tidak biasa mengenakan sarung, terasa kurang percaya diri. Lelaki maupun perempuan yang turut serta  dalam safari Ramadhan ingin tampak modis dengan pakaian yang mereka kenakan. 

Rombongan perempuan di tim safari Ramadhan juga ingin berpenampilan berbeda setiap harinya. Sebagian besar perempuan yang turut serta dalam safari Ramadhan mengenakan jilbab. 

Bila mereka tidak mengenakan jilbab sehari-harinya, ketika safari Ramadhan rambut mereka setidaknya tertutup selendang. Seperti yang dilakukan kepala dinas Kesehatan Kabupaten Bangka dr Then Suyanti, meskipun non muslim ia mengenakan selendang saat Ramadhan untuk menghargai teman-teman yang Islam. 

Nuansa Islami terasa dari para perempuan ketika Ramadhan ini. Kadang Ramdhan juga mendatangkan hidayah, ada beberapa teman yang sebelumnya tidak mengenakan jilbab namun ketika memasuki Ramadhan mendapat hidayah berniat mengenakan jilbab, insya Allah akan berkelanjutan dan dipertahankan selamanya.

Menunggu berbuka puasa (dokpri)
Menunggu berbuka puasa (dokpri)
Ramadhan telah mengubah penampilan mereka yang sebelumnya tidak mengenakan jilbab, menjadi berjilbab, Begitupula para lelaki yang sudah terbiasa mengenakan sarung ketika Ramadhan tahun ini, pada hari-hari berikutnya bisa saja mengenakan sarung ketika ke masjid dalam melaksanakan ibadah sholat. Penampilan sehari-hari berubah, ke kantorpun mengenakan peci. Pakaian bisa  sebagai indentitas diri seorang muslim maupun muslimah.

Selama Ramadhan 1440 H ini bila saya mengikuti Safari Ramdhan, terutama terjadwal pada malam hari kami sudah berangkat dengan bus setelah ashar dan diperkirakan tiba di tepat tujuan menjelang berbuka puasa. 

Sepanjang perjalan dapat menikmati kondisi lingkungan skeliling, menyaksikan aktifitas masyarakat yang dilalui. Safari Ramadhan sekalian ngabuburit, sebelum melaksanakan berbuka puasa di masjid yang kami tuju.

Salam dari pulau Bangka,
Rustian Al Ansori.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun