Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tempaan Ramadan Membentuk Kesabaran

6 Mei 2019   23:20 Diperbarui: 6 Mei 2019   23:53 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya satu saja harapan saya di Ramadan tahun 2019 ini, yakni dapat lebih sabar. Tempaan diri selama menjalani pesantren Ramdan saya yakin dapat membentuk sikap diri yang lebih sabar. Saya akui selama ini belum bisa sabar dalam menghadi berbagai masalah.

Tempaan kesabaraan itu ada pada puasa yakni menahan napsu ketika menahan lapar dan dahaga. Tidak hanya makan dan minum, namun juga menahan diri agar tidak mudah marah (emosi). Hari pertama Ramadan, kesabaran saya sempat diuji yakni ketika sudah lima hari kendaraan dinas di tempat saya bertugas belum selesai diperbaiki montir langganan Pemda.

Ketika saya datang ke lokasi bengkel ternyata kendaraan tidak dilakukan perbaikan, dibiarkan berada di bengkel tanpa ada aktifitas pengerjaan. Kesabaran saya mulai diuji, segera teringat sedang berpuasa emosipun seketika mereda. 

Diketahui dari karyawan pemilik bengkel bahwa kerusakan mobil ada  pada rem belum bisa diperbaiki karena komponen untuk memperbaiki kerusakan masih di pesan dari Jakarta. Saya putuskan sebelum barang yang dimaksud tiba, mobil dinas dlbawa dahulu ke kantor untuk dapat dipergunakan sebagai alat transportasi oprasional kami. Saya mendapat kabar dari teman ketika mengecek mobil tersebut, setelah 5 hari berada di bengkel, beberapa kali ketika di cek sejauh mana perbaikan yang sudah dilakukan namun mobil tidak tampak di bengkel.

Walaupun pemilik bengkel melarang kami membawa mobil, saya  putuskan mobil tetap kami bawa. Belum sempat tiba di kantor, mobil diperjalanan mengalami mogok karena kehabisan bahan bakar. Di sini mulai kesabaran diuji lagi. Segera saya memutuskan membeli bahan bakar di kios eceran terdekat.

Alhamdulillah, mobil bisa melanjutkan perjalan hingga ke kantor. Terbukti mobil ketika masuk bengkel karena rusak dibagian rem dengan kondisi bahan bakar yang penuh habis terkuras, sudah bisa dipastikan pemilik bengkel telah berbuat curang. Saya harus sabar dan bisa sabar. 

Ujian kesabaran di hari pertama Ramdan ini dapat dilewati dengan sempurna, hingga menyelesaikan puasa hari ini. Semoga ujian kesabaran yang akan dilalui di 29 hari Ramdan berikutnya dapat juga berhasil. Amiin. Kesabaran yang ditempa selama Ramadan tidak hanya urusan kecil yang saya alami tadi, namun banyak persoalan lainnya seperti sabar dalam menggunakan sosial media, sabar dalam berpolitik, sabar menyikapi kondisi bangsa yang memanas pasca pemilu dan lain-lain.

Dengan kesabaran ini, semoga Ramadhan dengan ibadah puasanya serta ibadah-ibadah lainnya dapat menciptakan kedamaian di negeri ini. Termasuk ke diri saya dan dalam keluarga kecil saya. Sebelum memasuki Ramdan dapat terlihat di media sosial, berita hoax, fitnah, ujaran kebencian menjadi menu setiap hari yang bisa terlihat. 

Semoga dengan mulai meredahnya hoax dan ujaran kebencian di medsos ketika memasuki Ramadan dan kondisi sosial politik di negeri ini setelah memasuki Ramadan semua kubu bisa menahan diri. Apa lagi kesabaran itu dapat teruji selama satu bulan Ramadan ketika jiwa dan raga kembali fitrah. Semoga, usai Ramdan bangsa ini semakin rukun dan damai. Amiin.

Salam dari pulau Bangka

Rustian Al Ansori.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun