Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bukit Patah Menenggelamkan Malam

17 Maret 2019   01:30 Diperbarui: 17 Maret 2019   01:42 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukit penyanggah kota telah patah
Ketika dibiarkan lama ditempati wajah-wajah serakah 
Kota ketika malam telah disapu air bah 
Terdengar kabar dari bumi paling Timur yang merekah 
Menghabiskan jalan dan rumah-rumah 
Malam telah tenggelam 
Warga kota terdiam 

Pohon-pohon yang ditebang 
Belum sempat dibawa dari tanah yang menjadi gersang 
Telah hanyut hingga menghalangi kota 
Lampu-lampu tak lagi menyala 
Warga kota berteriak, bukit penyanggah kota telah patah! 
Tanah-tanah patah 
Batu-batu melemah 
Pohon-pohon rebah 
Sungai-sungai tak lagi terbelah 
Kota dibuat lelah 
Ketika malam tanpa penghalang, air tumpah 

Sungailiat, 17 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun