Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kampung Kita Dikepung Asap

1 Maret 2019   22:25 Diperbarui: 1 Maret 2019   23:15 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah kukatakan kampung kita telah dikepung asap
Tapi kau tak percaya, rasakan sekarang pedasnya mata menatap  
Tak perlu ditanya, siapa yang mengasap?
Tanya pada dirimu sendiri, mengapa tak pernah percaya setiap yang kuucap? 

Kesombonganmu telah menyekap

Tak bisa lagi lari dari kenyataan
Ini hinaan
Ini mengecilkan
Tunggu waktu takaburmu
Akan melebur dirimu
Dalam kubur yang dipenuhi lumpur
Diatas kubur, bunga luka ditabur
Ditancap nisan dengan tulisan pena yang luntur 

Seperti kampung kita yang dipenuhi asap, mata memandang jadi kabur

Bisa dirasakan, tekanan
Bisa diungkapkan, kenyataan
Bisa dinikmati, kepedihan
Bisa disembunyikan, kebohongan
 

Kampung kita sedang dikepung asap, kawan
Ini kenyataan
Bukan kebohongan
Jangan katakan tak ada asap, walaupun di kampung kita tak ada gambut
Jangan katakan tak ada asap, walaupun tak ada api
Asap di kampung kita telah menebar sunyi

Sungailiat, 1 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun