Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Fogging Tak Menyelesaikan DBD, tapi Sampah Plastik Jadi Masalah

28 Februari 2019   07:19 Diperbarui: 28 Februari 2019   13:06 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengasapan untuk mencegah merebaknya kasus demam berdarah dengue berlangsung di RT 001 RW 03 Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (20/4/2012).(KOMPAS / AGUS SUSANTO) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul

Ditemukan kasus Demam Berdarah (DBD) di Kampung Batu Sungailiat, kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bulan lalu. Diketahui ada 7 orang warga setempat terkena DBD. Penderita DBD yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa itu langsung diantar keluarga mereka untuk dirawat di RSUD Depat Bahrin Sungailiat.

Jumlah warga terkena DBD yang mencapai 7 orang telah menjadi masalah serius, kecemasanpun muncul dari warga setempat karena takut terjangkiti. 

Tokoh pemuda Kampung Batu Dian Firmansyah mengungkapkan kecemasannya, hawatir DBD meluas di kampung tempat tinggalnya menjangkiti warga yang lain. 

Saya sempat diajak Dian menemaninya ke Dinas Kesehatan kabupaten Bangka untuk meminta langkah awal guna menekan penyebaran DBD dengan meminta bantuan fogging. 

Pengasapan yang dilakukan bertujuan untuk mematikan nyamuk Aedes Aegepty, penyebar DBD yang sudah berkembang biak di Kampung Batu. Tidak mudah permintaan itu segera ditindaklanjuti. Tapi keinginan Dian untuk segera dilakukan karena hawatir keluarganya juga terjangkiti. 

Saya ambil langkah berikutnya yakni menelpon Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Armendo, karena Kepala Bidang yang menerima kami tidak bisa memastikan kapan fogging dilakukan. 

Armendo memberikan kepastian akan mengecek kondisi korban DBD di RS Depati Bahrin dan melihat kondisi lingkungan. fogging pun dapat dilakukan sesuai harapan. 

fogging dilakukan tidak cukup diluar rumah, juga harus dilakukan di dalam rumah karena nyamuk sudah berada di dalam rumah. Untuk melakukan fogging di dalam rumah, tidak semua pemilik rumah mengizinkan ini juga menjadi masalah baru sehingga fogging tidak maksimal dapat membunuh nyamuk dewasa sebagai penyebab DBD.

Setelah dilakukan fogging, warga Kampung Batu menggiatkan kegiatan kebersihan lingkungan. Warga bergotongroyong membersihkan lingkungan. Menurut tokoh pemuda Kampung Batu Dian, dari 7 warga yang terkena DBD dengan tempat tinggal berdekatan dan diantaranya satu keluarga. 

Setelah dilakukan kegiatan bersih-bersih kampung terungkap bahwa di rumah tersebut banyak terdapat sampah plastik yakni botol plastik dan gelas plastik bekas kemasan minuman mineral. 

Diduga inilah sumber DBD karena di dalam sampah plastik tersebut terdapat genangan air yang telah menjadi tempat jentik-jentik hingga menjadi nyamuk dewasa.

Wargapun membersihkan sampah plastik dan menimbunnya agar tidak ada lagi genangan air. Fogging telah dilakukan, namun bila tidak diikuti dengan membersihkan lingkungan terutama tempat-tempat yang berpotensi dapat menjadi genangan air, termasuk sampah plastik yang dapat menjadi genangan air akan sia-sia. 

Dok WA Grup
Dok WA Grup
Mengingat jenis nyamuk Aedes Aegepty jentik-jentiknya dapat berkembang biak di genangan air bersih. Dengan demikian utamanya untuk mencegah terjangkiti DBD yang perlu dilakukan adalah menjaga kebersihan lingkungan.

Kasus demam berdarah yang terungkap bulan lalu di Kampung Batu Sungailiat, menjadi pembelajaran bagi warga setepat betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegepty. Utamanya menindaklajuti seruan Dinas Kesehatan untuk melakukan gerakan 3M yakni: 

  • Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. 
  • Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.
  • Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah. 

Tidak hanya itu, juga dapat diikuti dengan melakukan 3M Plus secara berkelanjutan khususnya pada musim penghujan yaitu: 

  • Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
  • Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
  • Menggunakan kelambu saat tidur.
  • Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk.
  • Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.
  • Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain. 

Mencegah lebih baik,dari pada mengobati. Jargon itu tetap jitu. Lingkungan bersih, cerminan warga hidup sehat. Cara tepat mencegah berbagai penyakit, khususnya DBD. 

Salam dari pulau Bangka. 

Rustian Al Ansori. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun