Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jumput Cempedak, Tak Perlu Gula Karena Sudah Manis

6 Maret 2019   23:23 Diperbarui: 8 Maret 2019   08:13 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah Cempedak yang sudah dikupas (dokpri)

Ketika musim buah Cempedak tiba seperti saat ini, di Sungailiat dan pulau Bangka umumnya harga Cepedak berkisar antara Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu per buah. Banyaknya buah Cempedak bila hanya dikonsumsi buahnya saja, tidak habis dikonsumsi akan mubazir karena buah Cempedak yang melimpah akan dibiarkan membusuk sehingga warga mengolah buah Cempedak menjadi berbagai kuliner. 

Buah Cempedak yang diolah itu sehingga menjadi nilai jual yang lebih tinggi, bila hanya membeli buah Cempedaknya saja. Mengolah Cempedak menjadi berbagai kuliner dengan bahan dari buah yang mirip buah Nangka ini agar menjadi cita rasa yang berbeda. Terasa bosan bila menyantap buahnya saja. Ada yang paling mudah untuk mengolah buah Cempak agar dijadikan cemilan teman kopi maupun teh hangat. Membuatnya tidak perlu istri, ataupun emak di rumah cukup suami maupun anak kos yang baru belajar masak. Jenis penganan gorengan ini di Sungailiat disebut Jumput atau Jumput Cempedak.

Buah Cempedak (dokpri)
Buah Cempedak (dokpri)
Mebuat Jumput Cempedak diawali dengan memilih buah Cempedak yang sudah ranum. Kemudian mengupasnya. Ambil isi buahnya yang sudah matang itu, pisahkan isi dari bijinya. 

Biji Cempedak jangan dibuang, masih bisa dimanfaatkan dan juga bisa menjadi camilan. Biji Cempedak direbus hingga empuk juga enak dimakan. Saya kalau sudah makan isi buah Cempedak, tidak pernah membuang bijinya. Biji Cempedak bisa diolah berbagai kuliner, tidak hanya makan biji Cempedak yang direbus. 

Buah Cempedak yang sudah dikupas (dokpri)
Buah Cempedak yang sudah dikupas (dokpri)
Setelah isi buah Cempedak yang sudah dipisahkan dari bijinya, selanjutnya dicampur dengan tepung terigu. Kemudian diaduk hingga merata bisa dicampur sedikit garam agar terasa gurih. Isi buah Cempedak yang sudah manis, tidak perlu menggunakan gula pasir lagi. Namun bila merasa kurang merasa manis bisa ditambah gula pasir secukupnya sesuai selera. 

Isi buah Cempedak (dokpri)
Isi buah Cempedak (dokpri)
Tepung terigu (dokpri)
Tepung terigu (dokpri)
Setelah itu isi Cepedak yang sudah dilumuri terigu, langsung digoreng di dalam minyak goreng yang panas hingga matang. Namun jangan sampai gosong. Jumput Cempedakpun jadi dan siap santap. Jumput Cempedak yang baru digoreng, ditemani secangkir kopi akan menambah kehangatan apa lagi ketika sarapan pagi. Tidak ribet kan, mudah saja mengolahnya. 

Cempedak diaduk dengan terigu (dokpri)
Cempedak diaduk dengan terigu (dokpri)
Biji Cempedak yang sudah direbus bisa juga buat cemilan (dokpri)
Biji Cempedak yang sudah direbus bisa juga buat cemilan (dokpri)
Jumput Cempedak, sama dengan Pisang Goreng. Bila pisang goreng, pisang yang dilumuri terigu. Sedangkan Jumput Cempedak, isi Cempedaknya yang dilumuri terigu. Dikatakan Jumput karena digoreng dalam ukuran kecil, beda dengan goreng pisang lebih besar. Seperti halnya Jumput Pisang, yakni pisang yang digoreng dipotong ukurannya lebih kecil dengan dilumuri terigu. 

Mungkin sudah ada yang biasa membuat Jumput Cempedak dengan nama yang berbeda-beda sesuai dengan sebutan di daerah masing-masing. Bagi yang belum, selamat mencoba. 

Salam dari pulau Bangka. 

Rustian Al Ansori. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun