Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ombak

25 Desember 2018   01:43 Diperbarui: 25 Desember 2018   01:45 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ombak tak ditakuti, walau ombak bisa membikin mati

Ombak terus didekati, di tepinya ditiduri

Ombak bisa menghempas, kekuatannya sangat keras

Ombak bisa naik ke darat, ketika naik tinggi menyapu dengan deras

Ombak itu kejam, ketika membuat banyak tewas

Ombak tempat berselancar, derasnya hanya hingga di bibir pantai

Ombak tempat berlayar, ketika ombak dibantu angin dari pantai

Ombak membawa buih, terbawa higga menempel di pasir pantai

Ombak tidak kuat, ketika ditantang karang

Ombak menjebak, bermula tenang tiba - tiba garang

Ombak terdengar nyaring, ketika membentur dinding karang

Ombak menjadi inspirasi, ketika menjadi puisi

Ombak bisa bernyanyi, hanyalah hayalan seni

Ombak tergantung angin,. karena tak bisa sendiri

Ombak bisa buas, karena irupsi gunung berapi

Ombak menjadi Tsunami, karena ikutan gempa bumi

Sungailiat, 25 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun