Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Obyek Wisata Pantai di Bangka Dikepung Penambangan Timah

25 November 2018   20:24 Diperbarui: 26 November 2018   09:16 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal isap dan tambang inkonfensional apung tampak berada di dekat pantai Rambak Sungailiat (dokpri)

Ganjalan kawasan pantai Timur Sungailiat, kabupaten Bangka menjadi Kawasan Ekonomi Khusus ( KEK ) Pariwisata adalah adanya Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) Pt Timah Persero Tbk, sehingga pemerintah pusat melalui Dewan KEK menunda merekomendasikan regulasi kepada pemerintah sehingga presiden bisa menerbitkan Peraturan Pemerintah. 

Walau Bupati Bangka Mulkan mengatakan, tinggal selangkah lagi KEK Pariwisata kita disetujui. Pernyataan itu menghibur diri ataukah sudah ada kepastian dari yang punya IUP akan menyetujui menghentikan kegiatan penambangan di kawasan obyek pariwisata di pantai Timur Sungailiat.

Ketika saya dan keluarga mengunjungi obyek wisata itu, Minggu (25/11) terlihat nyata dan jelas ancaman penambangan di perairan yang bakal menjadi KEK Pariwisata di pantai Rambak Sungailiat.

Kapal isap yang siap meluluhlantakkan terumbukarang perairan itu dan juga puluhan Tambang Inkonfensional ( TI ) Apung mengeruk timah dari dasar laut yang sudah rusak. Suara mesin dari kapal itu terdengar jelas, berarti sedang melakukan kegiatan penambangan. Tidak ada yang melarang, apa lagi yang mengusir.

Pantai Rambak Sungailiat (dokpri)
Pantai Rambak Sungailiat (dokpri)
Dokpri
Dokpri
Pemerintah kabupaten Bangka telah berkomitmen akan perlahan meninggalkan kegiatan penambangan akan beralih ke pariwisata sebagai sektor yang menjajikan bagi perekonomian daerah ini setelah panca Timah. Tapi kenyataan timah belum habis, Pemkab Bangka sedang berjuang untuk mendapatkan regulasi KEK Pariwisata di pantai Timur Sungailiat menjadi terhambat.

Saya pun sebagai warga kabupaten Bangka pesimis regulasi dari pemerintah pusat akan menerbitkan Peraturan Pemerintah ( PP ) tentang KEK Pariwisata. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution telah menegaskan pilih salah satu pertambangan atau pariwisata yang disampaikan saat pertemuan dengan utusan Pemeritah Kabupaten Bangka dan Pemprov Kepulauan Bangka Belitung. 

Melihat keberadaan kapal isap dan TI Apung di pantai Rambak Sungailiat, jelas tidak ada niat dari PT Timah Tbk untuk mendukung terwujudnya KEK Pariwisata. Mereka lebih mengutamakan keuntungan yang besar dari timah yang masih banyak terkandung di perairan laut pulau Bangka.

Sebenarnya masih ada tempat lain di pulau Bangka kalau masih ingin menambang timah. Sepertinya setelah pulau ini menjadi rusak dan timah habis terkandung didalamnya, baru akan bisa dijadikan KEK Pariwisata. Percuma saja pulau ini nanti terus abrasi, mengecil dan sudah tenggelam. Pulau ini nanti akan hanya meninggalkan nama, bila tidak diupayakan untuk menjaga kelestariannya dengan diselamatkan melalui KEK Pariwisata.

Dokpri
Dokpri
Pantai Rambak yang saya kunjungi untuk mengisi hari libur, juga telah mejadi korban penambangan. Tidak jauh dari bibir pantai Rambak, terdapat palung yang dalam yang sudah banyak memakan korban jiwa pengunjung yang tenggelam saat berenang. Palung itu terbentuk diantaranya disebabkan kegiatan penambangan. Pantai Rambak yang indah merupakan salah satu pantai yang akan dijjadikan KEK Pariwisata, hingga pantai Rebo Sungailiat.

Entah kapan berhentinya kegiatan penambangan. Menyaksikan kapal isap dan TI Apung dari pantai Rambak seperti sedang menyaksikan kapal perang dan segerombolan kapal kecil pengawalnya. Harus ada yang mengalah, terutama PT Timh Tbk untuk mencabut kegiatan penambangan di perairan yang bakal menjadi KEK Pariwisata dan obyek wisata lainnya di kabupaten Bangka.

Salam dari pulau Bangka.

Rustian Al ansori

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun