Sedangkan di Bangka Belitung sudah ada RRI Sungailiat, yang turut mengabarkan berita ketika perjuangan sebelumnya saat RRI ada di Pangkalpinang maupun saat didirikan di Sungailiat sebagai RRI persiapan pada tahun 1990 oleh Pemkab Bangka hingga menjadi RRI Sungailiat yang definitif tahun 1995.
Saya mencoba mengungkapkan rasa ketidaknyaman saya dengan catatan sejarah dalam buku itu melalui WhatsApp kepada Sekda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Yan Megawandi.Â
Ia teman saya yang juga mengajak saya bergabung di RRI Persiapan Sungailiat sebagai reporter pada tahun 1991. Waktu itu ia masih bertugas di Bagian Humas Pemkab Bangka.Â
Saya kirimkan penggalan rekaman warta berita RRI pukul 13.00 wib yang disiarkan 18 tahun yang lalu. Tapi jawabannya membuat saya terperangah. Bukanya meminta arsip yang berharga itu untuk disimpan di dinas arsip Pemprov, namun justru saya diminta mengirimkan arsip itu ke RRI.Â
Mungkin ia menganggap itu bukan catatan sejarah dan bukan bagian dari sejarah perjuangan pembentukan provinsi kepulauan Bangka Belitung.
Membuktikan kejadian ini  bahwa media penyiaran sangat lemah dalam ingatan masyarakat pendengar dengan karakter, sekali dengar. Beda dengan media cetak yang bisa disimpan (kliping).Â
Hanya orang - orang tertentu saja yang suka menyimpan arsip berupa rekaman suara maupun video waktu itu.
Pertanyaannya apakah sejarah itu sudah dilupakan, atau tidak memiliki catatan sejarah itu? Membuktikan arsip di Provinsi Kepulauan Bangka tidak komplit, padahal pristiwa itu baru 18 tahun lalu. Semangat literasi di Bangka Belitung masih perlu ditingkatkan.Â
Salam dari pulau Bangka.
Rustian Al Ansori
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H