Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tentang Secangkir Kopi

24 September 2018   17:54 Diperbarui: 24 September 2018   18:07 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kopi hitam sedikit pahit 

Dihidangkan perempuan bermata sipit 

Ketika petang mulai menampakan terang 

Tak lama lagi matahari lenyap dari batas pandang 

Perempuan bermata sipit menghampiri 

Tampak cemas bila pahit terasa di secangkir kopi 

Tak perlu cemas 

Kopi telah habis diseruput tinggal ampas 

Perempuan bermata sipit tersenyum lepas 

*

Kutinggalkan cangkir bekas kopi

Ketika tinggal sisa sedikit matahari 

Kutinggalkan warung kopi 

Perempuan bermata sipit mendekati 

Memberikan secarik kertas yang dilihat rapi 

*

Beberapa langkah dari warung kopi 

Kubukakan kertas yang dilipat rapi 

Ketika hari mulai gelap 

"Tolong, saya disekap "

Langkah terhenti menjadi tanya 

Apakah petang sedang bercanda 

*

Sungailiat, 24 September 2018 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun