Sejarah pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia yang dilakukan secara langsung, dimulai tahun 2004 tercatat selalu pasangan calon (paslon) nomor urut genap yang menang.
Tahun 2004 ada 5 paslon, yang menang paslon nomor urut 4 Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Tahun 2009 ada 3 paslon, yang menang paslon nomor urut 2 Susilo Bambang Yudhoyono dan Budiono. Tahun 2013 ada 2 paslon, yang menang paslon nomor urut 2 Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Untuk Pilpres tahun 2019, KPU telah mengundi nomor paslon Presiden dan Wakil Presiden Jumat malam (21/9) dengan hasil Paslon Joko Widodo -Ma'ruf Amin nomor urut 1 dan paslon Prabowo Subiyanto - Sandiaga Solahudin Uno nomor urut 2.
Hasil pengundian itu, bila melihat dari sisi keberuntungan (hoki) nomor genap dalam 3 kali pelaksanaan Pemilu sebelumnya nomor urut genap selalu terpilih. Terutama nomor urut 2, pada pelaksanaan Pemilu 2009 dan 2014 adalah paslon yang terpilih. Apakah itu pertanda Paslon nomor urut 2 di Pilpres 2019 juga akan menang? Wallahu a'alam, Allah yang lebih tahu.
Saya tidak mempercayai keberuntungan melihat dari nomor atau angka. Bukan pula karena pengalaman saya ketika Pilkada di daerah saya kabupaten Bangka tahun 2018 lalu, dimana calon petahana dengan nomor urut 1 Tarmizi Saat dan Amri Cahyadi tidak terpilih. Sedang yang terpilih paslon nomor urut 2 Mulkan dan Syahbudin.
Kalau pemilih melihat hanya dari nomor urut saja berarti, para pemilih tidak melihat secara utuh paslon. Melihat rekam jejak, prestasi, dan hal-hal baik lainnya, sehingga sebagai pertimbangan untuk memilih paslon.
Nomor urut genap capres - cawapres selalu terpilih, hanya sekedar saya membalik - balik lembaran sejarah pelaksanaan Pilpres di negeri ini. Buktinya nomor urut capres - cawapres dengan nomor urut genap yang terpilih.
Dari pengalaman Prabowo mengikuti Pilpres baru kali ini (2019) ia mendapatkan nomor urut genap, karena dalam keikutsertaannya pada Pilpres selalu mendapatkan nomor ganjil yakni pada Pilpres 2009 sebagai cawapres, berpasangan dengan Capres Megawati mendapat nomor urut 1, pada pilpres tahun 2014 sebagai capres berpasangan dengan Hatta Rajasa mendapat nomor urut 1.
Tahun 2019, Prabowo dapat nomor 2 berati pertama kalinya mendapat nomor genap. Apakah akan mendapatkan hasil yang berbeda dari hasil Pilpres sebelumnya. Sekali lagi, Wallahu a'alam.
Budaya masyarakat yang masih meyakini nomor sebagai keberuntungan tidak bisa diabaikan, tetap masih ada. Namun saya masih meyakini pemilih cerdas masih banyak dengan melihat pasangan calon dari visi dan misinya yang bisa mensejahterakan masyarakat. Yang peting jangan golput, pilihlah sesuai hati nurani masing - masing pemilih.
Salam dari pulau Bangka.
Rustian Al Ansori
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H