Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Angpao Lebaran, Berbagi kepada Anak dan Pendidikan Silaturahmi

11 Juni 2018   22:40 Diperbarui: 11 Juni 2018   22:45 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pro dan kontra " Angpao " Lebaran Untuk anak ? Saya kira itu sudah biasa dan sudah berlangsung lama. Tidak ada masalah bagi yang memiliki rezeki lebih. Apa salahnya berbagi dengan anak ketika lebaran. Akhir - akhir ini pemberian uang kepada anak ketika lebaran ada yang menyebutnya dengan " angpao ". Sebutan ini mengambil kata - kata dari warga Thionghoa saat hari raya Imlek memberikan uang kepada anak - anak dan yang belum menikah dengan sebutan " angpao ". Ada pula yang menyebutnya dengan THR dan ada pula yang menyebutnya dengan salam tempel dan lain - lain.

Amplop kecil untuk menaruh uang yang akan diberikan saat lebaran banyak dijual dengan berbagai warna. Kalau Imlek warna didominasi warna merah. Kalau lebaran Idul Fitri amplop kecil tempat "angpao" terdapat  berbagai macam warna, tapi lebih didominisi warna hijau. Istriku juga sudah menyiapkan banyak amplop yang sudah diisi dengan uang baru, yakni yang ditukarnya di bank sebelum libur cuti bersama. Jasa penukaran uang biasanya banyak bermunculan menjelang lebaran. Ini sudah menjadi kebiasaan. 

Isi amplop diisi dengan uang yang jumlahnya tidak banyak, standar saja buat anak jajan sekolah. Namanya saja berbagi rezeki dengan banyak anak - anak sesuai kemampuan, yang penting ikhlas.

Setiap kali lebaran, yang paling banyak tamu kami ketika open house adalah anak - anak dari yang belum sekolah, masih di taman kanak - kanak,  SD, SMP hingga SMA. Mereka in sya Allah mendapatan rezeki, istriku akan memberikan " angpao " ketika mereka datang. Setiap kali anak - anak yang menerima "angpao," terpancar wajah gembira. Kadang ada anak yang sudah remaja, duduk dibangku SMA ketika diberikan "angpao" telihat malu - malu, kayaknya sudah mulai sungkan menerima walau tetap menerima pemberian istriku.

Anak - anak yang datang ke rumah ketika lebaran, diantaranya ada yang mengharapkan "angpao." Tidak masalah, karena itu sudah terbiasa. Begitu pula di rumah kami, ketika lebaran selalu ramai terutama di hari pertama hingga hari ke empat  lebaran masih ada yang datang. Kedatangan anak - anak ini, telah terjalin komunikasi dan interaksi yang baik. Hal ini tergantung dengan tuan rumah menghargai anak - anak ini ketika bertamu lebaran. 

Berbeda dengan anak - anak dari keluarga sendiri, tapi anak - anak yang saya tidak kenal orang tuanya ketika mereka datang dengan keramahan saya sambut akan bercerita tentang keluarganya. Maka terlajalin silaturahmi. Membuktikan anak - anak yang datang ketika lebaran, tidak hanya menerima "angpao" namun telah mendapatkan pendidikan silaturahmi.

Setelah pulang ke rumah masing - masing, saya yakin mereka akan bercerita tentang silaturahmi yang baru terjalin kepada orang tua masing - masing. Komunikasi yang terjalin telah menambah jalinan silaturahmi, baik yang sudah kenal maupun yang baru mengenal.

Berbagi rezeki ketika lebaran dengan anak - anak, hanyalah moment satu tahun sekali. Mereka sudah mau datang juga sudah sangat disyukuri. Bagi saya tidak ada masalah, juga tidak ada yang salah berbagi rezeki ketika lebaran kepada anak - anak. Saya akui dengan adanya rezeki yang sedikit yakni "angpao " menjadi daya tarik mereka ingin datang ke rumah. 

Tapi karena keseringan setiap tahun datang ke rumah ketika lebaran, setelah mereka kuliah, bekerja dan bahkan sudah berkeluarga sempat diantaranya ada yang mampir ke rumah saya ketika lebaran. Mereka masih ingat. Saya pun sudah tidak mengenal lagi.

" Saya dulu yang waktu SD sampai SMP sering kemari ketika lebaran, tante kasi saya THR," kata Rizki, salah seorang yang kini sudah berkeluarga kepadaku ketika lebaran tahun lalu.

Inilah bukti melalui " angpao" untuk anak ketika lebaran, telah terbangun silaturahmi. Dari rezeki yang sedikit manfaatnya membukit, karena pahala silaturahmi. Tahun ini istriku masih tetap mempersiapkan "angpao" buat anak - anak yang akan datang berlebaran. Selain nanti berbagai kue dan ketupat, rendang, soto, dan lain -lain akan dihidangkan.  Semoga anak - anak tetap ramai datang ketika lebaran nanti, silaturahmi tidak terputus.

Salam dari pulau Bangka.

Rustian Al Ansori

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun