Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Dulu Membangunkan, Kini Dibangunkan 5 Masjid Ketika Sahur

5 Juni 2018   22:26 Diperbarui: 5 Juni 2018   22:41 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : haloponsel.com

Tradisi berkeliling kampung dengan membawa bunyi - bunyian, serta sambil berteriak, " sahur! Sahur! Sahur! " sudah tidak terdengar lagi ketika waktu makan sahur di tempat kutinggal saat ini di Sungailiat, kabupaten Bangka.

Waktu masih remaja yakni masih duduk di bangku SMP setiap malam Ramadhan, selesai sholat tarawih aku bersama beberapa teman tidur di surau dekat rumah di kawasan komplek karyawan PT Timah di Gerasi Baru Sungailiat. Komplek perumahan ini ditempati para karyawan PT Timah, karena waktu itu ayah tercatat sebagai karyawan PT Timah.

Selama di masjid hingga waktu sahur ada teman yang tidur, ada pula yang tidak tidur hingga pagi hari saat waktunya makan sahur. Bila waktu sudah pukul 02.00 WIB ada teman yang memukul beduk membangunkan warga di komplek perumahan itu untuk makan sahur. Setelah itu kami dari surau berangkat berjalan mengelilingi komplek perumahan sambil membawa kaleng, kentongan untuk dipukul sambil berteriak " sahur ! Sahur!  Sahur!" agar warga terbangun untuk makan sahur.

Kemudian setelah mengelilingi komplek perumahan kami berpencar ke rumah masing - masing untuk makan sahur. Sebenarnya ada juga alat membangunkan  sahur yang bebunyi nyaring hingga satu kota terdengar yakni sirine (warga disini menyebutnya Siung) milik PT Timah yang berada dibengkel pusat PT Timah di jalan Jendral Sudirman yang bunyinya terdengar se wilayah kota Sungailiat. Dihari - hari kerja sirena ini dipergunakan untuk memberikan tanda dimulainya karyawan PT Timah bekerja serta waktu istirahat dan waktu pulang.

Ketika puasa sirine yang nyaring itu dipergunakan untuk membangunkan sahur warga kota serta sebagai tanda waktu berbuka puasa. Walau di kompek perumahan tempat kami tinggal sirene itu juga terdengar, namun kami tetap membangunkan makan sahur warga komplek dengan berkeliling sambil membawa bunyi - bunyian.

Seiring perjalanan waktu, tradisi membangunkan makan sahur itu juga hilang serta sirena nyaring milik PT Timah juga tidak terdengar lagi. Namun saya sekarang tinggal di komplek perumahan RSS di kelurahan Bukit Betung Sungailiat, tidak ada lagi warga yang membangunkan sahur dengan cara keliling kampung seperti yang saya lakukan bersama teman-teman waktu dulu ketika masih tinggal di komplek perumahan milik PT Timah.

Di tempat tinggal saya sekarang, saya makan sahur dibangunkan pengeras suara di lima masjid yang berjarak antara 1 km hingga 2 km, ada pula yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah. Jadi ada 5 masjid yang terdengar mengeluarkan suara tanda membangunkan warga makan sahur. Ada pula diantaranya masjid yang membunyikan sirene yakni masjid Agung dan Masjid Baithul Muhajirin, serta 3 masjid lainnya mengumandangkan ayat suci Al Quran. Suara dari 5 masjid yang serentak berbunyi pada pukul 02.00 WIB saat makan sahur membuat suasana jadi ramai.

Saya sekarang makan sahurnya dibangunkan 5 masjid dekat rumah, dua diantaranya terletak di perbatasan antara kelurahan Bukit Betung dan Kelurahan Parit Padang.

Inilah suasana makan sahur di tempatku tinggal saat ini. Dulu aku bersama teman - teman  membangunkan warga komplek perumahan tempat kutinggal, sekarang tidak ada lagi yang berkeliling komplek membangunkan sahur. Namun aku dibangun suara di 5 masjid di dekat rumah setiap sahur.

Salam dari pulau Bangka.

Rustian Al Ansori

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun