Saya tidak memiliki perhatian khusus mengikuti perkembangan fashion terbaru. Kalau pilih pakaian yang penting nyaman dipakai, sudah cukup. Soal harga, sudah pasti sesuai dengan kemampuan kantong.
Pertengahan Ramadan sejumlah butik, toko penjual pakaian di tempat saya tinggal sudah mulai ramai dengan aneka pakaian model terbaru. Harganya pun beragam dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Saya coba mengikuti istri yang melakukan survei terlebih hadulu, baik itu survei harga maupun model pakaian. Sore itu tujuan kami berdua ke butik Al Fat di Jalan A. Yani Sungailiat berjarak sekitar 2 km dari rumah. Istriku memanggil pemiliknya yang juga melayani para pembeli dengan panggilan Fat.
“ Mana pakaian Priyana? ” tanyaku.
Pelayan di butik itu langsung bergegas mencari pakaian pria, yang tersusun dalam tumpukan di lantai butik.
“ Mengapa tidak dipajang seperti pakaian Wanita? ” tanyaku lagi.
Pelayan hanya tersenyum saja. Ternyata pakaian pria kalah bersaing dengan wanita. Saya melihat beberapa koleksi pakaian pria, berupa baju koko, gamis dengan berbagai motip, serta beberbagai model peci dan kain sarung. Inilah yang ditawarkan pelayan butik kepada saya. Sepertinya sudah tahu saat Ramadhan yang akan dibeli para pria. Mungkin saja koleksinya hanya itu saja. Ternya tidak, banyak sekali koleksi pakaian pria.
Yang menjadi pertanya saya, mengapa pakaian wanita saja yang dipajang, sedangkan pakai pria tidak dipajang. Dari pengamatan saya memang butik ini yang banyak datang membeli adalah kaum wanita. Bulan Ramadhan, menunjukkan butik yang ada di Sungailiat, kabupaten Bangka lebih mengedepankan untuk menarik minat konsumen wanita.
Para pedagang cukup berasalan, bila pakaian itu dipajang seluruhkan tidak muat dengan kondisi ruangan yang sempit sehingga pakaian pria yang dikorbankan, dengan lebih mengedepankan pakaian wanita. Jangan abaikan konsumen pria bahwa pria juga memperhatikan outfit untuk tampil beda dengan baju terbaik ketika Ramadhan juga Idul Fitri.
Terutama untuk memenuhi pakaian anak laki - laki, tetap menghindari membeli celana pendek hingga di atas lutut yang akan dipakai ketika Ramadhan juga lebaran. Sejak dini anak laki - laki sudah harus diajarkan membiasakan menutup aurat, tidak hanya anak perempuan. Saya ingat siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) sebelum era reformasi mengenakan celana pendek, namun setelah reformasi tidak lagi, tapi sudah mengenakan celana panjang. Berarti pembuat kebijakan bidang pendidikan telah menyadari, bahwa celana pendek itu membuka aurat. Sekarang siswa SD dan SMP sudah mengenakan celana panjang.
Jadi jangan abaikan pria, karena pria juga ingin tampil gaya dengan outfit terbaik di bulan Ramdhan.
Salam dari Pulau Bangka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H