Istriku asal Sumatera Barat. Sejak menikah denganku 19 tahun lalu, ia sudah terbiasa dengan kuliner khas Bangka. Namun kadang - kadang, ia juga kangen dengan makanan asal daerahnya. Tidak sulit mencari kuliner dengan merek dagang Padang, dari rumah makan padang, nasi goreng Padang, Sate Padang, Lontong Sayur Padang dan lain - lain.
Soal cita rasa benar - benar Padang, ia sangat tahu warung - warung yang mana. Karena itu mana rumah makan Padang “palsu” yakni hanya meminjam nama Padang namun rasa makanannya juga tidak bercita rasa Sumatera Barat dan mana yang asli.
Kali ini Istriku lagi Taragak ( kepengen ) makan sate Padang. Pilihanya, warung sate Padang di Jalan Pemuda Sungailiat. Adalah Tomi ayah dari seorang anak asal Padang Panjang (Sumatera Barat), membuka warung sate Padang sekitar 4 bulan lalu di jalan Pemuda Sungailiat. Pilihannya kepada sate warung Tomi karena rasanya, menurut istriku benar - benar enak
“ Rasonyo sabana lamak,” kata istriku dengan logat yang tak kental lagi Minang karena lama tinggal diperantauan sambil menikmati satu porsi sate Padang.
Pilihannya kepada sate Padang, tidak hanya karena ia asal Sumatera Barat namun lebih kepada karena daging yang dipergunakan sebelum dibakar, sudah dimasak terlebih dahulu dalam keadaan matang sehingga tidak ada keraguan daging tidak matang ketika dibakar.
“ Daging pada sate Padang dijamin sudah masak, bang,” katanya kepadaku.
Kentalnya bumbu yang menyatu dengan daging, cita rasa sate Padang sangat berbeda dengan sate - sate lainnya.
* 4 ons daging sapi (iris tipis bentuk kotak)
* 1 ons lemak sapi (gajih)
* 1 1/2 liter air