Kegiatan pertanian di kabupaten Bangka diantaranya dapat dilakukan sekelompok petani di lahan eks tambang timah di kelurahan Sinar Jaya Jeutung, Sungailiat. Lahan yang dimanfaatkan seluas sekitar 8 hektar, sudah dimulai 3 tahun yang lalu dengan hasil sekitar 4.8 ton gabah kering panen per hektar. Lahan sawah ini merupakan lahan yang dibiarkan terlantar ( lahan tidur ).
Saya tertarik untuk melihat usaha dari para petani ini, yang tidak hanya semata bercocok tanam padi namun memanfaatkan lahan yang dirasakan para petani kebanyakan di Bangka tidak mungkin lagi bisa ditanam karena telah menjadi lahan kritis. Lahan bekas penambangan timah merupakan lahan berpasir.
Karena itu pagi hari saya sudah menuju ke lokasi persawahan eks tambang timah di kelurahan Sinar Jaya Jelutung. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit dari kota Sungailiat, ke arah Utara melalui jalan beraspal menuju ke arah obyek wisata pantai Matras. Tepatnya lokasi persawahan yang akan saya datangi yakni menjelang beberapa meter saja dari gerbang masuk Pantai Matras yang sudah runtuh.
Kendaraan berbelok kekiri sebelum pintu gerbang pantai Matras memasuki jalan tanah yang berlumpur akibat turun hujan beberapa hari terakhir ini. Bila tak cermat maka kendaraan akan terjebak lumpur. Saya pun  tiba di kawasan persawahan yang sudah ditumbuhi padi dengan selamat. Disekitar persawahan masih terhampar lahan kritis bekas penambangan dengan kolong ( danau bekas penambangan ) yang airnya djadikan para petani sebagai sumber pengairan persawahan.
Saya bertemu dengan Sofyan lelaki 60 an tahun asal Belitar Jawa Timur setibanya di kawasan persawahan, merupakan ketua kelompok tani Mekar yang telah berhasil mengolah lahan kritis bekas penambangan timah menjadi lahan produktif yang mengahasil padi hampir 5 ton gabah kering per hektarnya sekali panen.
" Masih tetap semangat pak ?"
" Harus semangat."
" Berapa usianya sekarang, pak?"
" 60 tahun lebih."
" Lebihnya banyak atau sedikit."