Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Menagisi Senja

11 Desember 2017   17:18 Diperbarui: 11 Desember 2017   17:41 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan ketika petang merasa diabaikan. Sudah tak lagi penghargaan yang sepadan. Petang telah menikam harga diri. Petang telah dicampakan karena tak ada lagi arti.

Perempuan kesal terus saja emosi. Tak tahu penyebab seketika keluar caci maki. Sudah seperti orang gila yang kehilangan warasnya. Semua menjauh tak ingin terkena imbasnya.

Perempuan sakit hati setelah kehilangan harga diri. Meratap petang tak ada yang peduli. Telah membiarkannya terserah ia mau berlari. Banyak pilihan tapi lebih baik mengejar matahari.

Perempuan telah dibuat menjadi gila. Setelah ditinggalkan petang terus menangisi senja.

Sungailiat, 11/12/2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun