Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gus Sholah Serukan Kerukunan Beragama di Masjid Agung Sungailiat

18 November 2017   01:07 Diperbarui: 18 November 2017   01:23 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Sholah ceramah di Masjid Agung Sungailiat (foto Rustian)

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahaddin Wahid mengajak para orang tua untuk menanamkan nilai - nilai agama kepada putra - putrinya, serta memberikan pemahaman agama yang benar agar tidak salah menafsirkan.

" Kita menerima pelajaran itu dari orang tua kita, orang tua lah yang menanamkan nilai - nilai yang baik  pada anak - anaknya," kata Gus Sholah,  Jumat (17/11) malam dihadapan jemaah masjid Agung Sungailiat.

Termasuk diantaranya dalam membaca Al Quran sebagai tanggungjawab orang tua untuk mengajarkan anak - anaknya, mengingat dari banyaknya ummat Islam tidak banyak yang dapat membaca Al Quran dangan baik, hal ini merupakan tatangan bersama seluruh ummat Islam, karena itu semakin cepat dapat membaca Al Quran akan semakin baik.

" Al Quran merupakan kitab yang paling banyak dicetak, setiap tahunnya jutaan eksemplar Al Quran dicetak untuk memenuhi kebutuhan," ujarnya.

Menurutnya, saat ini minat anak - anak membaca Al Quran semakin meningkat dengan tumbuhnya berbagai lembaga pendidikan Al Quran, termasuk dalam menghafal Al Quran.

Gus Sholah juga mengungkapkan lembaga pendidikan di Turki yang membuka kegiatanya di Indonesia setiap tahunnya memberikan beasiswa kepada lususan Tsanawiyah di Indonesia untuk disekolahkan ke Turki, serta bagi mereka yang lulus terbaik akan diberikan beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi yang seluruh biayanya ditanggung pihak Turki.

"Apa yang yang dilakukan Turki ini sangat luar biasa, di zaman pemerintahan Erdogan ini membuat Turki berbeda dari sebelumnya sebagai negara sekuler, namun sekarang keagamaannya semakin baik jadi ajaran agama itu tidak bisa dibendung," ungkap Wakil Ketua Komnas HAM priode tahun 2002 - 2007 ini.

Kesempatan itu Gus Sholah juga menyampaikan kondisi perkembangan Islam di dunia seperti di Eropa serta di Timur Tengah terdapat negara yang mengalami perang saudara sehingga membuat warga negaranya mengungsi ke Eropa, berdampak kepada meningkatnya jumlah ummat Islam di Eropa.

Kehadiran etnis yang berbeda di Eropa juga memunculkan kelompok - kelompak yang menentang keberadaannya sehinga ia memprediksi dikemudian hari akan terjadi permasalah.

Terkait dengan konteks Indonesia yang mayoritas masyarakat Islam, dikatakannya,  Islamnya mengayomi warga agama lain , yakni Islamnya tidak memusuhi agama lain yang sudah hidup berabad - abad di Tanah Air.

" Islam di Indonesia  tidak memusihi agama lain, ini menjadi perhatian dunia karena di Timur Tengah terjadi perang  dan konflik yang luar biasa bahkan terjadi perang sesama Islam," ujar adik kandung Gus Dur ini.

Tetapi di Indonesia sebaliknya tidak terjadi konflik antar umat beragama. Walau sempat terjadi di Ambon antara tahun 1999 hingga 2002 namun dapat diselesaikan dengan baik

" Negara lain meniai negara kita ini Isitimewa, dimana manusianya banyak namun tidak terjadi keributan seperti di negara lain, inilah yang harus tetap dipelihara, " cetusnya.

foto Rustian
foto Rustian
Diharapkannya, jangan pernah mempermasalahan dan mempertentangkan amalan - amalan dalam islam yang telah diajarkan para orang tua terdahulu yang asal usulnya dapat ditelusuri dari ajaran Rasulullah SAW.

" Kakek saya yang belajar - Islam di Mekkah cukup lama bersama - sama dengan KH Ahmad Dahlan  yang kemudian mendirikan Muhammadiyah dan kakek Saya Hasyim Azhari mendirikan Nahdatul Ulama, " Ungkap cucu Kh Hasyim Azhari ini.

Dua organisasi tersebut sudah tua yakni Muhamadiyah sudah berusia 115 tahun sedangkan NU sudah berusia 91 tahun, dengan usia selisih 14 tahun.

Gus Sholah menjelaskan, yang mebedakan Islam negara lain dengan Islam di Indonsia karena adanya NU dan Muhamadiyah  sehingga ummatnya tidak mengalami kegoncangan yang dipahami bentul oleh pemerintah.

" Mengutip KH Hasyim Muzadi yakni NU dan Muhamdiyah itu diibaratkan seperti sandal, ataupun sepatu ada kanan ada kiri, harus dipakai dua - duanya  tidak mungkin kita pakai sandal sebelahnya saja atau dua - duanya kanan, akan terasa sakitkan artinya dua organisasi ini harus bekerjasama maka pemerintah harus memfasilitasi dua organisasi ini, inilah yang membedaka Islam di Indnesia dengan Islam di tempat lain,"  papar putra KH Wahid Hasyim, mantan Menteri Agama ini.

Ceramah yang disampaikan Gus Sholah dihadapan ratusan jemah serta para pejabat Pemkab Bangka, Pemprov Kepulauan Bangka Belitung, Pimpinan Ormas Islam dan para pengurus Badan Pelaksana Pengelola Masjid Agung Sungailiat, serta diselingi dengan penampilan para santri Diniyah masjid agung Sungailiat. (Rustian/reles)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun