Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kebhinekaan Manado Bikin Kangen dan Sholat di Masjid Kampung Arab

5 Juni 2017   06:17 Diperbarui: 5 Juni 2017   08:40 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hotel tempat saya menginap di Jl. Walanda Maramis, Manado (dok. Pribadi)

Pertama kalinya menginjakkan kaki di kota Manado, ibu kota Provinsi Sulawesi Utara beberapa waktu yang lalu. Lewat tengah malam pukul 00.10 WITA, saya tiba di bandara Internasional Sam Ratulangi. Masih tampak sejumlah  pekerja perempuan meskipun sudah larut malam, bahkan sudah memasuki dini hari mereka masih menawarkan taxi maupun hotel kepada para penumpang yang baru tiba.

Saya bersama rombongan tiba di bandara dini hari itu, langsung menuju kendaraan karena sudah menunggu mobil jemputan. Perjalanan panjang dari Pangkalpinang ke Manado memakan waktu sekitar 4 jam, cukup melalahan. Setelah menempuh perjalanan 30 menit dari bandara ke hotel tempat menginap, sisa waktu istirahat dimanfaatkan sebaik mungkin hingga beberapa jam menjelang pagi dapat memejamkan mata.

Mendapat tempat penginapam hotel yang sederhana di kawasan Jl. Walanda Maramis, Manado harus disyukuri, mengingat banyak hotel sudah terisi. Hotel sudah diboking kontingen dari seluruh Indonsi jauh – jauh haria, karena bersamaan dengan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional KORPRI XIII.

Hotel tempat saya menginap di Jl. Walanda Maramis, Manado (dok. Pribadi)
Hotel tempat saya menginap di Jl. Walanda Maramis, Manado (dok. Pribadi)
Hari pertama di Manado sebelum meninggalkan hotel, pihak hotel tempat kami menginap menyuguhi dengan sarapan pagi dengan pilihan nasi goreng dan bubur Manado. Makanan khas Sulawesi Utara ini yakni bubur Manado menjadi pilihan.

Bubur Manado adalah bubur beras dengan aneka bumbu dan sayuran seperti kangkung, kacang panjang, daun kemangi, ubi merah, jagung pipil dan daun khas Manado yaitu daun gedi. Dimakan dengan ikan tongkol atau ikan asin dan sambal bakasang atau dabu-dabu. Selain enak disantap, bubur ini lebih banyak memberikan asupan gizi karena bahan pelengkapnya bermacam-macam.

Menjelajahi kota Manado kami memutuskan menyewa mobil dengan sopir memanfaatkan rekan sendiri yaitu dr. M. Fauzan yang siap berada di depan kemudi. Berbekal peta kota Manado. Perjalanan pun dimulai hari pertama di kota Manado.

Kota Manado dengan luas 157,26 km2. Kota dengan pantai yang direklamasi mulai tahun 1995, sehingga  luas daratan Kota Manado telah bertambah kurang lebih 67 hektar. Kota Manado mempunyai 3 wilayah pulau yang berpenghuni, yaitu pulau Manado Tua, pulau Bunaken dan pulau Siladen. Sebagai kota pantai, Manado memiliki garis pantai sepanjang 57.09 km terdiri dari 24.91 km garis pantai di wilayah daratan dan 32.18 km garis pantai di pulau Bunaken, Manado Tua dan Siladen.

Sasaran pertama perjalanan kami yakni Kantor Gubernur Sulawesi Utara, untuk mendapatkan informasi venues PORNAS KORPRI. Beberapa kali mobil yang dikemudi dr. M. Fauzan salah arah jalan menuju lapangan Tenis KONI. Selain ke lapangan tenis juga menuju venues lainnya. Kami pun menemukan Gedung Olahraga ( GOR ) Arie Lasut sebagai tempat pertandingan cabang Bulutangkis. GOR ini diresmikan tahun 1999 mengambil nama pahlawan Nasional Arie Frederick Lasut adalah, seorang intelektual yang melawan penjajah dengan gagah berani dan tewas mengenaskan setelah disiksa dan ditembak dengan keji oleh tentara Belanda. Beliau memilih mati sebagai anak muda bangsa Indonesia yang mempunyai harga diri dan kehormatan dari pada hidup mewah dan nyaman sebagai pengkhianat bangsa. Namun GOR Arie Lasut tampak tidak terurus, beberapa sudut GOR kotor.

Gor Arie Lasut, Manado (dok.Pribadi)
Gor Arie Lasut, Manado (dok.Pribadi)
Mobil yang membawa kami mengitari kota Manado. Di balik kemudi dr. M. Fauzan dengan berbekal peta kota Manado melalui jalan – jalan di kota Manado. Jalan yang semakin padat dan beberapa sudut kota terjadi kemacetan, khususnya di pagi hari dan sore hari saat jam pulang kerja. Mendekati perayaan Natal, kota Manado semakin padat dengan kendaraan.

Warga Manado Asnawi mengatakan, kota Manado mulai ramai. Karena warga dari sejumlah kabupaten di Sulawesi Utara berdatangan ke Manado untuk berbelanja memenuhi kebutuhan Natal.

“ Barang – barang yang berasal dari luar, didatangkan ke Sulawesi Utara melalui pelabuhan laut Manado, “ tambah Asnawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun