Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kebhinekaan Manado Bikin Kangen dan Sholat di Masjid Kampung Arab

5 Juni 2017   06:17 Diperbarui: 5 Juni 2017   08:40 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan kami lanjutkan ke danau Tondano. Kembali harus bertanya mencari arah jalan menuju danau dengan petugas dari dinas perhubungan setempat yang sedang bertugas di persimpangan jalan Tondano. Jalan memasuki kota di sejumlah persimpangan ditempatkan polisi dan petugas dari dinas perhubungan. Kamipun mendapatkan arah jalan menuju danau Tondano. Sepanjang jalan beraspal mengitari tepian danau yang luas itu. Di tepi danau tampak kerambah – kerambah ikan, yang dikelolola nelayan setempat.Danau ini merupakan danau penghasil ikan air tawar seperti ikan mujair, pior/kabos, payangka wiko (udang kecil), nikesepat siang(arwana), tawes, pongkor, bontayan, obster hitam, guramekupu-kupu,karper.

Danau Tondano (dok.Pribadi)
Danau Tondano (dok.Pribadi)
Danau Tondano adalah danau terluas di Provinsi Sulawesi Utara. Danau ini diapit oleh Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu, dan Gunung Masarang. Danau ini dilingkari dengan jalan provinsi dan menghubungkan kota Tondano, KecamatanTondano Timur, Kecamatan Eris, Kecamatan Kakas, Kecamatan Remboken dan Kecamatan Tondano Selatan.

Di lokasi danau Tondano, terdapat kawasan yang sudah di tata untuk wisatawan diantaranya tempat penginapan dan tempat bermain anak – anak. Kami hanya beberapa saat saja di lokasi ini. Setelah mengambil gambar serta melihat nelayan dengan perahunya yang sedang menangkap ikan di danau Tondano, kami meluncur menuju kota.

Hari sudah merangkak siang, kami bergegas segera meninggalkan danau Tondano melaju ke arah stadion Mahesa tempat pembukaan PORNAS KORPRI XIII. Namun sebelumnya kami harus mencari masjid untuk menunaikan solat zuhur. Informasi yang kami dapat dari polisi lalulintas yang bertugas mengatur kendaraan yang semakin ramai karena ribuan anggota kontingen dari seluruh Indonesia sudah mulai memasuki kota untuk mengikuti upacara pembukaan PORNAS KORPRI, yakni masjid terdekat ada di kampung Jawa.

Masjid berarsitektur bangunan di Jawa ini kami temukan dan disinilah kami menunaikan sholat zuhur yaitu di masjid Al Falah Kyai Mojo kabupaten Minahasa, yang berlokasi di kelurahan Kampung Jawa. Dari namanya tercatat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan  yang berjuang bersama Pangeran Diponegoro. Kiyai Maja adalah penasehat Pangeran Diponegoro. Beliau wafat dalam pembuangan di Minahasa pada tanggal 20 Desember 1849 setelah sebelumnya ditangkap Belanda melalui muslihat licik penjajah. Keturunan Kiyai Maja menempati kampung Jawa, yang mayoritas warganya pemeluk Islam.

Jalan – jalan di kampung Jawa masih terdapat kendaraan angkutan yang di tarik kuda disebut masyarakat setempat dengan bendi. Mobil yang kami tumpangi menuju stadion Mahesa,. Disekitar stadion sudah berkumpul utusan kontingen dari seluruh Indonesia dan utusan kontingen dari Kementerian yang akan melakukan devile kontingen dalam pembukaan PORNAS KORPRI XIII.

Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar membuka PORNAS KORPRI XIII dengan meriah. Atraksi marching band IPDN, senam masal dan tarian masal. Demikian pula dengan kontingen Bangka Belitung yang berada di urutan ke empat devile setelah Provinsi Aceh, Bali dan Banten. Di depan barisan kotingen Bangka Belitung dua atlet mengenakan pakaian adat Bangka Belitung, yang dikenakan Luthfi dari cabang Catur dan Netania Horindah dari cabang Tenis.

Upacara pembukaan berlangsung dari sore hingga malam hari. Kami meninggalkan kabupaten Minahasa pada malam hari menuju Manado. Kami pun mencari tempat makan malam, kali pilihan di tepi pantai Sario. Warung makan berjejer di kawasan pantai. Aneka makanan laut tersedia. Paling aman mencari makanan halal yakni ikan bakar. Namun masih terdapat juga warung makanan yang tidak halal, dapat diketahui dari informasi yang terpasang di muka warung.

Bunaken

Waktu yang tersedia saat berada di Manado di manfaatkan sebaik mungkin untuk menikmati makanan khas Manado dan keindahan alamnya. Ada anekdot yang menyebutkan, ke Manado belum syah bila belum ke pulau Binaken. Taman laut Bunaken terletak di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken Kota Manado. Jarak antara Kota Manado dengan Bunaken sekitar 7 mil (dari pelabuhan Manado) dan dapat dicapai sekitar 50 menit dengan menggunakan perahu motor bermesin ganda yang tersedia di pelabuhan Calaca Manado atau hanya sekitar 35 menit jika anda menggunakan kapal cepat (speed boat).

Menuju Bunaken (dok.Pribadi)
Menuju Bunaken (dok.Pribadi)
Tiba di Bunaken (dok. Pribadi)
Tiba di Bunaken (dok. Pribadi)
Menyusul tiba di Manado Plt Sekda Bangka Asmawi Ali yang bergabung dengan kami menuju Pulau Bunaken. Hari masih pagi, cuaca mendung menyelimuti kawasan pelabuhan. Kami berlima menyewa perahu motor di pos yang tersedia. Sewa perahu menuju Bunaken Rp. 850.000,-. Kami mengambil waktu lebih pagi untuk menghindari cuaca buruk. Harga tersebut dapat ditekan hingga Rp. 600.000,- bila memesan langsung ke pemilik kapal, tidak melalui petugas dari perkumpulan pemilik kapal transportasi tujuan Bunaken.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun