Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita di Bangka Dilatih Teknologi Pangan Lokal

10 Oktober 2016   11:55 Diperbarui: 10 Oktober 2016   12:08 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nara sumber pelatihan (Dok Humas Bangka)

Wakil Bupati Bangka Rustamsyah membuka pelatihan teknologi pangan lokal berbasis menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman ( B2SA), Senin ( 10/10) di hotel Novila Sungailiat.

Wakil Bupati Bangka Rustamsyah mengatakan, tujuan utama penganekaragaman konsumsi pangan (dIversifikasi pangan) adalah membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk hidup sehat, aktif dn produktif.

Dijelaskannya, Penganekaragaman pangan sangat penting dan mendesak, karena kita saat ini lebih terfokus pada  peningkatan produksi dan belum mempertimbangkan kecukupan gizi.

Selain itu pola konsumsi pangan penduduk masih belum seimbangan yang ditandainya skor Pola Pangan Harapan ( PPH ) masih belum ideal, dimana tingginya konsumsi padi – padian terutama beras, masih rendahnya konsumsi buah biji berminyak, kacang – kacangan serta sayur dan buah – buahanan.

Wkil Bupati Bangka Rustamsyah (Dok.Humas Bangka)
Wkil Bupati Bangka Rustamsyah (Dok.Humas Bangka)
Undang – Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan mengamanatkan untuk memenuhi pola konsumsi pangan yang beragam, bergiszi seimbangan dan aman.

Membangun usaha pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan antara lain melalui kaidah penganekaragman pangan, pengoptimalkan pangan lokal, pengembangan tenologi dan sistem insentif bagi usaha pengolahan pangan lokal, pengenalan jenis pangan baru termasuk jenis pangan lokal, yang belum termanfaatkan.

“ Kita memiliki banyak sumber bahan pangan lokal yang belum tergali seperti beras aruk mengandung korbohidrat, kaya serat dan indeks glikemik yang rendah, jambu bandar yang kaya akan vitamin C, Kulat Kukur yang kaya akan kalium, kalsium dan mangnesium, serta masih banyak lagi sumber pangan lokal kaya yang tidak kalah mutu maupun gizinya dibanbandingkan dengan pangan dari luar daerah maupun impor,” papar Rustamsyah.

Pemerintah kabupaten Bangka  telah melakukan berbagai program dan kegiatan untuk mendorong percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal antara lain kegiatan pemanfaatan pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari ( KRPL).

Kegiatan ini merupakan strategi unggulan dalam pencapaian konsumsi pangan berbasis B2SA .

Wakil Bupati Bangka mengharapkan ibu – ibu rumah tangga dapat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam berbagai tanaman yang dapat dimanfaatkan keluarga itu sendiri, selain pemenuhan gizi keluarga juga dapat meningkatkan ekonomi keluarga.

Nara sumber pelatihan (Dok Humas Bangka)
Nara sumber pelatihan (Dok Humas Bangka)
Pelatihan yang berlangsung seharidimaksudkan untuk mengurangi konsumsi beras dan terigu guna perbaikan mutu konsumsi pangan masyarakat berbasis menu seragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) serta untuk menyusun menu keluarga, baik menu utama maupun snack yang sesuai dengan prinsip gizi seimbang dan aman.

Peserta pelatihan sebanyak 96 orang berasal dari PKK, Dharma Wanita Persatuan, Gabungan Organisasi Wanita kabupaten Bangka, Bhayangkari Polres Bangka, Kelompok Wanita Penerima Manfaat Program P2KP se kabupaten Bangka dan Dinas Instansi terkait.

Nara sumber pelatihan berasal dari Tim MWA Traning & Consulting ( Pusat Pelatihan dan Pengembangan Pangan) Bogor. (Rustian)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun