Telah dijalani beberapa bulan ini
Bahkan sudah melewati tahun yang tak bergeming
Di papar dalam mimpi tanpa ending
Karakter yang buruk hatinya penuh kuasa
Haus segalanya untuk merengkuh yang diingini
Bila ia hebat, diakui satu jagat
Tak lebih dari pengekor yang miskin gagasan
Terpenjara dengan keinginan mengucilkan
Terkekang dengan hasrat yang penuh serakah
Tak juga puas.
Aku bukan bodoh, teman
Ketika kau masih dalam gendongan ibumu
Aku sudah memulai dengan apa adanya
Tak ada rekayasa, apa lagi pelindung kuasa
Semua natural sesuai jalannya waktu
Kau telah membodohiku, tapi aku diam saja
Diam dalam geram yang suatu saat teretas
Berjalannya waktu mulai terbaca sesungguhnya
Hanyalah kerakusan yang berkuasa
Heran juga bisa dipercaya
Kesalahan besar dari yang telah memberi muka
Sehingga membuat congkak merasa serba bisa
Banyak yang disingkirkan, padahal jauh lebih kuat
Kuat dengan kemampuan
Kuat dengan kecerdasan
Kuat dengan pengalaman
Ia telah membodohi orang – orang bodoh
Aku bukan bodoh!
Bisa habiskan pita suara yang sudah menipis
Percuma saja, ia sudah terlanjur diberi waktu
Waktu untuk mengendali, termasuk penguasa
Telah memenuhi keinginannya yang penuh dengki
Aku tak pernah katakan ia bodoh, secuilpun.
Sungailiat, 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H