Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mulutnya Bom

2 September 2016   05:23 Diperbarui: 2 September 2016   07:31 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kusegarkan ingatanmu

Ketika busuk hati itu telah dibuat jadi senjata

Ingin menumpas semuanya

Berhasil juga bom mulutmu telah menghabiskan

Tanpa sisa, beberapa dipecat

Jahat!

Suatu saat kau akan merasakan

Orang – orang terkasihmu akan alami serupa

Ratap tangismu akan rasakan pedih

Kuasamu tak selamanya jadi pegangan

Pelan – pelan akan dirasakan sayatannya

Sakit!

Sekarang, sudah menjadi orang suci

Tak bisa, karena kau telah menindas mereka

Belum ada kata maaf dari mu

Apa lagi dari orang – orang yang terzolimi

Dosa itu tetap dosa, tak yakin jadi baik

Topeng!

Putih dikepala, belum tentu putih hatimu

Belum ada tanda – tanda akan menjadi baik

Cepat menyadari, jangan sampai sakit

Belum sempat berlari lagit sudah runtuh

Mati!

Sungailiat, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun