Yogyakarta, sebuah provinsi yang kaya akan budaya maupun keanekaragaman tempat wisatanya. Berbagai macam tempat wisata tersedia di provinsi DIY ini. Mulai dari wisata berupa bangunan seperti candi, benteng, dan juga keraton. Sedangkan wisata alamnya seperti pantai, danau, air terjun, kebun the, dan juga gunung. Gunung yang baru terkenal di telinga publik Yogyakarta saat ini yaitu Gunung Api Purba. Sebuah gunung yang tidak aktif dan dengan ketinggian yang tidak terlalu tinggi seperti gunung-gunung yang ada di Indonesia lainnya. Letak Gunung Api Purba ini di Kabupaten Gunung Kidul. Tepatnya di daerah Pathok. Sebuah kecamatan yang agak jauh dari pusat kota.
Untuk mencapai Gunung Api Purba ini kita harus melalui perjalanan selama kurang lebih satu jam dengan menggunakan kendaraan roda dua(motor). Dengan kendaraan yang beroda dua ini kita lebih bisa menghemat waktu dan juga menghindari jalan yang terlalu ekstrim untuk dilalui kendaraan beroda empat. Jalan yang naik turun dan agak curam ini sedikit berbahaya jika dilalui menggunakan keradaan roda empat. Selain itu juga tidak efisien.
Dibutuhkan waktu kurang kebih empat puluh lima menit untuk melakukan pendakian di Gunung Api Purba ini. Itupun kalau kita terus mendaki tanpa berhenti untuk melepas penat sejenak. Dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai puncak Gunung Api Purba ini jika kita berhenti terlebih dahulu di tengah jalan.
Dalam melakukan pendakian kita akan disuguhkan dengan berbagai macam jenis batuan. Dan di pintu pertama pun kita sudah dihadapkan dengan batuan besar. Kita harus menerobos lorongnya agar bisa masuk dan meneruskan perjalanan. Ada beberapa pos(gubuk kecil untuk beristirahat) di sini. Di sekeliling pos pertama kita bisa menyaksikan beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Gunung Kidul dari atas. Terlihat kecil dan berpetak-petak.
Jalan yang harus kita lewati tidaklah mudah. Kita harus naik di tengah bebatuan yang besar. Namun disini juga dibantu dengan tangga maupun tali agar kita tidak terlalu kesusahan untuk mencapai atas. Untuk mencapai pos selanjutnya kita masih harus berhadapan dengan batuan-batuan yang begitu besar yang akan mengapit kita. Ada dua buah batuan yang merupakan anak dari Gunung Api Purba. Seperti tembok raksasa berdampingan dengan sedikit celah sebagai jalan setapak yang tingginya mungkin mencapai 100 meter. Untuk yang berbadan lebih dari normal harus berjala miring agar bisa melewati lorong batu ini.jika tidak badan kita tidak akan muat yang nantinya kita idak bisa sampai ke atas.
Di sini jika tujuan kita bukan hanya untuk sekedar mencapai puncak, kita bisa mengamati beberapa macam tumbuhan yang mungkin tidak pernah kitajumpai di kota-kota besar maupun di desa. Beberapa bunga pu bermekaran di sini dengan berbagai warna. Ada yang berwarna kuning, orange, ungu, merah dan masih banyak lagi. Tumbuh-tumbuhannya hijau menyejukkan mata yang memandang. Tanahnya masih murni.
Di atas menjelang satu langkah mencapai puncak kita akan menemui sepasang suami istri yang berjualan es dan makanan ala kadarnya. Cukup melegakan jika kita kehausan atau lapar dan tidak membawa bekal kita bisa mampir di sini.
Tidak jauh dari warung tersebut kita akan segera sampai pada puncaknya. Jika beruntung kita mendaki saat setelah hujan kita bisa menghirup udara segar disini. Puncak Gunung Api Purba ini akan diselimuti kabut yang agak tebal dan udaranya pun segar agak dingin. Tidak panas seperti saat musim panas. Di puncak Gunung Api Purba kita bisa menyaksikan Embung, sebuah kolam besar yang juga masih berada di Kabupaten Gunung Kidul. Persis di utara Gunung Api Purba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H