Mohon tunggu...
Rusti Nur Anggraini
Rusti Nur Anggraini Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Yogyakarta prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wajah Baru Pasar Telo

30 Desember 2014   23:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:09 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasar telo(pasar singkong dan ubi) yang terletak di Jalan Sisingamangaraja no 57 atau di Jalan Imogiri Barat km 3,5 Yogyakarta belum lama ini telah di renovasi oleh pengelola setempat. Wajah baru pasar telo yang merupakan pasar pusat jual beli singkong dan ubi ini terlihat lebih rapi dan nyaman. Kios-kiosnya pun terlihat lebih luas dan rapi.

Setelah sebelumnya pasar telo, orang Jogja sering menyebut pasar singkong dan ubi ini hanya sebatas kios-kios di pinggir jalan yang hanya menggunakan sekat-sekat yang terbuat darianyaman bambu kini telah berubah menjadi pasar seperti layaknya pasar di beberapa daerah yang memiliki lahan yang cukup luas dan kios-kios dengan susunan batu bata. Dan sekarang namanya pun berubah menjadi Pasar Karangkajen(nama daerah pasar telo terletak) dengan beberapa buah kios yang jumlahnya lebih dari 6 kios lumayan besar berukuran sekitar 3x4 meter. Pasar telo ini sekarang dilengkapi dengan lahan parkir yang cukup luas disertai dengan tukang parkir yang mengamankan kendaraan para pembeli. Sekarang pun juga ada sebuah patung berbentuk pohon telo/singkong mulai dari singkongnya, batangnya, serta daunnya yang diberi sentuhan warna coklat keemas-emasan berukuran agak besar dengan tinggi sekitar 1,5 meter yang menjadi ikon pasar telo yang baru saat ini.

Perubahan pasar telo ini membutuhkan dana yang cukup besar karena perompakan bisa dikatakan bukan hanya perombakan. Lebih tepatnya pembuatan pasar yang baru. Karena lahan yang digunakan untuk membuat pasar ini berpindah agak ke belakang tidak di permukaan jalan lagi. Dan pembuatan pasar telo ini juga memerlukan kurun waktu lebih dari satu bulan.

Wajah baru pasar telo sekarang ini dilengkapi dengan lahan parkir yang sangat luas. Tidak seperti pasar telo yang dahulu. Dahulunya pasar telo ini tidak ada lahan parkirnya. Bahkan cukup berbahaya jika ingin membeli singkong dan ubi di sini. Karena letaknya pas di pinggir lampu merah, pasar ini akan menyulitkan para pembeli yang akan membeli singkong dan ubi di sini. Dikatakan dulu lebih beresiko karena kalau motor tidak dikunci bisa-bisa hilang dibawa lari pencuri, atau lebih parahnya lagi jika tidak berahati-hati nantinya bisa terjadi kecelakaan yang nantinya bisa menyebabkanluka-luka ataupun nyawa melayang karena tidak adanya lahan parkir yang memicu orang-orang parkir sembarangan di pinggir jalan lampu merah ini.

Letaknya yang berada di sebelah kiri jalan ini dulunyaini menyebabkan lalu lalang kendaraan tidak beraturan dan lebih semrawut. Dikarenakan untuk pengguna jalan yang mau belok ke kiri(ke barat) boleh jalan terus namun dikarenakan dulunya pasar telo ini belum direnovasi sehingga truk-truk pengangkut telo parkir sembarangan di pinggir jalan, jadi yang harusnya belok ke kiri tidak harus menunggu lampu hijau,

Namun sekarang pasar telo sudah tidak seperti itu lagi. Sudah nyaman dan rapi. Tidak ada lagi rasa was-was yang berlebihan di hati para pembeli. Ibu Sugiyah salah satunya. Dia merupakan pelanggan tetap di pasar telo ini. Ia sudah puluhan tahun kulakan(membeli singkong untuk dijual kembali) di pasar telo ini. Dia mengaku lebih senang dengan wajah baru pasar telo ini. Dia merasa lebih aman dan nyaman karena tidak harus berdesak-desakan lagi dengan para pengguna jalan agar dapat membeli telo disini. Kapanpun ia ingin berkulakan ia tidak merasa waspada lagi karena sudah ada lahan parkirnya.

Hal serupa juga dikatakan oleh beberapa pembeli lainnya. Dikarenakan pasar telo ini buka sampai larut malam, para pembeli yang suka berbelanja singkong pada malam hari mengaku benar-benar nyaman dan aman. Bahkan untuk berbelanja jam 9.30 malam pun mereka santai-santai saja karena kondisi pasar sudah tidak semrawut lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun