Rendah hati yang diartikan sebagai rasa dalam yang tidak berlebihan menyikapi sesuatu, tidak angkuh dan merasa benar sendiri. Merasa benar sendiri menjadikan hati kita semakin keras menerima perbedaan serta membuat kita semakin kamu dalam menyikapi perbedaan yang muncul. sebab sudah menjadi naluri manusia untuk tidak mau disalahkan meski sudah terbukti bersalah.
Perasaan yang muncul dalam bentuk pengakuan bahwa kita juga memiliki keterbatasan serta kelemahan yang kadang kita tidak sadari membuat kita lebih mawas diri dalam bertindak dan membuat keputusan.Â
Kesadaran diri inilah yang akan membuat hati kita bisa menerima pendapat orang lain dalam bentuk saran dan kritikan. Dalam bahasa  agama dikenal sebagai sikap Tawadhu atau sikap rendah hati dan tidak sombong. Dalam Al quran Allah SWT mengatakan :
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (QS. Al Furqan:63). Dia merasa bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan jadi tidak ada yang mesti disombongkan.
Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan mengajarkan perilaku terpuji bagaimana mengharga dan menghormati orang lain. Kita dilatih untukbisa merasakan bagaimana orang lain yang secara ekonomi tidak mampu dengan menahan rasa haus dan lapar.Â
Kemudian kita dilatih untuk bersabar mengendalikan diri sendiri dari perilaku melanggar syariat serta kitadilatih untuk berbagi ke sesama yang membutuhkan bantuan bahkan dibagian akhir ramadhan kita diwajibkan untuk mengeluarkan zakat fitrah sebagai bentuk kasih sayang kesesama agar bisa bahagia saat berlebaran.
Namun masih banyak yang kita temukan saat mulai meningkat secara ekonomi dan sosial seolah-olah tidak mau lagi melihat kebawah, lupa akan masa lalunya yang susah dan melarat.Â
Merasa lebih dari orang lain sehingga muncul riak-riak dalam dirinya untuk tidak mau menerima nasehat lagi. Boleh kita pastikan bahwa sikap rendah hati sudah mulai hilang berganti dengan perasaan haus akan pujian dan sanjungan manusia. Kalau kita mau berpikir sejarah jernih, maka esensi ramadhan itu hendaknya membawa diri kita pada hati yang selalu tawadhu. Rugi rasanya kita melalui ramadhan tanpa perubahan diri yang lebih baik.Â
Maka untuk melatih diri di bulan suci ini agar bisa rendah hati ada beberapa yang bisa kita lakukan :
1. Hendaknya menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita, karena pendapat orang lain juga bisa kita pertimbangkan, tidak langsung menyalahkanÂ
2. Kita membiasakan diri menjadi pendengar yang baik. Pendengar yang baik akan membuat orang lain merasa dihargai dan kita lebih jernih untuk menerima informasi. Menjadi pendengar yang baik juga akan menjadikan kita lebih rendah hati
3. Tidak iri dengan keberhasilan orang lain. Apa pun yang orang peroleh justeru menjadi pemicu untuk lebih semangat merainya. Sebab rasa iri yang muncul bisa akan menjadi negatif bila diiringi dengan perasaan hasad yakni "susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah"
4. Biasakan diri untuk menerima setiap kiritikan dan masukan, sebab kritik dan saran itu akan membuat kita semakin maju lebih kreatif bukan justru menilai negatif kritikan
5. Belajar dari kesalahan dan meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan. Pengalaman akan membuat kita semakin dewasa untuk bertindak, tidak gegabah dan selalu berhati-hati untuk mengambil keputusan.
Semoga kita menjadi insan yang senantiasa bersikap rendah hati agar kehidupan ini semakin indah dijalani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H