Mohon tunggu...
Rustan Ibnu Abbas
Rustan Ibnu Abbas Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer

Suka nulis , Trainer Sales, Cinta Islam, Pembelajar dari nilai kehidupan Silahkan kunjungi Blog saya di www.rustanibnuabbas.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

5 Masalah Utama Mudik dengan Ferry

29 Juni 2019   12:47 Diperbarui: 29 Juni 2019   12:51 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kaltim.tribunnews.com

Saya atau mungkin sebagian pengguna layanan transportasi yang pernah bepergian dengan menggunakan kapal ferry tentu akan menemukan masalah yang hampir sama. Masalah tersebut sudah saya temui sejak dari dulu namun sampai sekarang masih saja menemukan hal yang sama. 

Tentu saja ada beberapa peningkatan dalam hal pelayanan maupun fasilitas, namun beberapa hal yang "luput" dari perhatian dan menurut saya tidak boleh dibiarkan terus menerus untuk peningkatan pelayanan ferry kedepan.

1. Belum adanya  ruang khusus untuk perokok

Bisa dibayangkan ibu-ibu yang membawa serta anaknya harus duduk berdekatan dengan perokok selama berjam-jam. Berapa banyak asap rokok yang 

harus mereka hirup. Parahnya lagi para perokok itu seolah-olah tidak peduli dengan penumpang disekitarnya. Mereka dengan asyiknya menikmati rokoknya bersama dengan anak-anak. 

Ditegur juga rasanya gak berani karena hal itu sudah merupakan kebiasaan yang dianggap lumrah bagi penumpang.  Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor: SE 29 tahun 2014 tanggal 03 Desember 2014 tentang Larangan Merokok di Seluruh Angkutan Umum sepertinya tidak berpengaruh sama sekali ini, ini tentu erat kaitannya dengan kesadaran individu serta lemahnya pengawasan dan penerapan hukum bagi perokok. perintak agar memasang stiker bertuliskan "Dilarang Merokok" di setiap angkutan juga tidak ada pengaruhnya sama sekali.

2. Kelebihan Penumpang

Over kapasitas penumpang selalu menjadi masalah dari tahun ketahun, hal ini akan berdampak pada peningkatan kualitas layanan yang sepertinya seadanya. 

Membludaknya penumpang khususnya pada hari-hari raya dan liburan sepertinya menjadi lahan penghasilan tambahan sehingga faktor keselamatan dan kenyamanan dikesampingkan. Hal ini saya rasakan sendiri ketika pulang mudik di kampung istri. 

Kapal terlihat menampung penumpang sangat berlebihan akibatnya suasan panas dan tidak nyaman yang dirasakan. Pemerintah seolah tutup mata akan hal ini padahal kelebihan penumpang paling banyak mengakibatkan kecelakaan.

3. Masalah keamanan

Keamanan menjadi faktor yang sangat penting bagi penumpang. Mulai dari tidak cukup tersedianya pelampung sampai pada masalah pencurian adalah hal "biasa" ditemui. Pada hal pelampung menjadi standar keselamatan yang harus cukup untuk mengantisipasi kecelakaan yang dapat mengintai sewaktu-waktu.

4. Masalah kebesihan

Semerawutnya pelayanan di kapal ferry mengakibatkan ketidaknyamanan menaikinya. Sampah-sampah berserakan, kursi-kursi yang dipakai banyak yang patah dan toilet yang tersumbat dan bau menjadi pemandangan yang lumrah. 

Ditengah berdesak-desakan penumpang, suasana panas, bau mengakibatkan kondisi yang tidak nyaman. oh..satu lagi kebiasaan penumpang dan abk suka membuang sampah kelaut. Akibatnya banyak sampah berserakan di laut dan banyak yang tidak peduli dengan hal tersebut.

5. Masalah ketepatan waktu

Ini juga paling sering dikeluhkan oleh para penumpang. Jadwal keberangkatan tidak sesuai dengan yang tertulis di tiket. 

Masih banyak yang perlu dibenahi agar konsumen semakin nyaman menggunakan transportasi khususnya kapal ferry. Juga dibutuhkan kesadaran penumpang agar lebih tertib mengikuti peraturan dan standar keselamatan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun