Saya atau mungkin sebagian pengguna layanan transportasi yang pernah bepergian dengan menggunakan kapal ferry tentu akan menemukan masalah yang hampir sama. Masalah tersebut sudah saya temui sejak dari dulu namun sampai sekarang masih saja menemukan hal yang sama.Â
Tentu saja ada beberapa peningkatan dalam hal pelayanan maupun fasilitas, namun beberapa hal yang "luput" dari perhatian dan menurut saya tidak boleh dibiarkan terus menerus untuk peningkatan pelayanan ferry kedepan.
1. Belum adanya  ruang khusus untuk perokok
Bisa dibayangkan ibu-ibu yang membawa serta anaknya harus duduk berdekatan dengan perokok selama berjam-jam. Berapa banyak asap rokok yangÂ
harus mereka hirup. Parahnya lagi para perokok itu seolah-olah tidak peduli dengan penumpang disekitarnya. Mereka dengan asyiknya menikmati rokoknya bersama dengan anak-anak.Â
Ditegur juga rasanya gak berani karena hal itu sudah merupakan kebiasaan yang dianggap lumrah bagi penumpang. Â Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor: SE 29 tahun 2014 tanggal 03 Desember 2014 tentang Larangan Merokok di Seluruh Angkutan Umum sepertinya tidak berpengaruh sama sekali ini, ini tentu erat kaitannya dengan kesadaran individu serta lemahnya pengawasan dan penerapan hukum bagi perokok. perintak agar memasang stiker bertuliskan "Dilarang Merokok" di setiap angkutan juga tidak ada pengaruhnya sama sekali.
2. Kelebihan Penumpang
Over kapasitas penumpang selalu menjadi masalah dari tahun ketahun, hal ini akan berdampak pada peningkatan kualitas layanan yang sepertinya seadanya.Â
Membludaknya penumpang khususnya pada hari-hari raya dan liburan sepertinya menjadi lahan penghasilan tambahan sehingga faktor keselamatan dan kenyamanan dikesampingkan. Hal ini saya rasakan sendiri ketika pulang mudik di kampung istri.Â
Kapal terlihat menampung penumpang sangat berlebihan akibatnya suasan panas dan tidak nyaman yang dirasakan. Pemerintah seolah tutup mata akan hal ini padahal kelebihan penumpang paling banyak mengakibatkan kecelakaan.
3. Masalah keamanan