Mohon tunggu...
Rustan Ibnu Abbas
Rustan Ibnu Abbas Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer

Suka nulis , Trainer Sales, Cinta Islam, Pembelajar dari nilai kehidupan Silahkan kunjungi Blog saya di www.rustanibnuabbas.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Datanglah ke Tempat Kerja Lebih Awal

27 Oktober 2018   08:11 Diperbarui: 27 Oktober 2018   08:36 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu ketika masih sekolah selalu diingatkan oleh orang tua agar cepat-cepat datang ke sekolah biar lebih siap menghadapi pelajaran. Ternyata datang kesekolah akan memberikan kita sebuah kesiapan mental untuk menghadapi situasi yang berlangsung disekolah selama seharian.

Ternyata kebiasaan di sekolah juga berlaku ditempat kerja. Biasakanlah datang di kantor lebih awal. Kebiasaan untuk datang lebih awal akan memberikan banyak manfaat dalam menjalani rutinitas kerja selama seharian.

Banyak karyawan yang senang atau membiasakan datang ke Kantor dengan terlambat. Alasannya karena masih ada kesibukan di rumah seperti mengurus anak, mengantar kesekolah, mencuci kendaraan dsb. Namun sebenarnya kalau kita  mau jujur pada diri sendiri justru lebih banyak alasan yang dibuat-buat untk mencari pembenaran yang kita lakukan. Semuanya biasa diatur tergantung cara kita mengatur waktu sebelum berangkat bekerja.

Seseorang akan sering datang terlambat bila bangunnya telat. Orang akan telat bangun biasanya suka begadang. Sehingga ketika bangun pagi masih banyak yang harus dikerjakan sebelum menuju kantor. 

Apalagi ketika semua persiapan ke kantor tidak disipakan di malam hari. Bisa dibayangkan kepanikan bila terbangun dan sisa waktu untuk persiapan ke kantor hanya satu jam atau 30 menit. Maka semua akan kacau. Pakaian belum disetrika, anak-anak belum siap juga dan segara diantar ke sekolah dan belum lagi urusan-urusan lain pasti akan berantakan.

Dalam situasi seperti ini berangkat ke kantor pun akan terburu-buru, belum lagi diperjalanan bila terjadi kemacetan. Maka konsentrasi biasanya buyar. Fokus cepat-cepat sampai di tempat kerja ternyata harus berhadapan dengan situasi macet. 

Biasanya yang muncul emosi tingkat tinggi, marah-marah, jengkel, mengupat pengendara lain hanya karena merasa lambat mengendarai kendaraanya. Pada hal sebenarnya kitanya saja balap-balapan menggunakan kendaraan.

Banyak kecelakaan bisa kita saksikan sendiri dijalan raya hanya karena pengendaranya ugal-ugalan berkendara karena merasa sudah terlambat ke tempat kerja. Biasanya dalam kondisi buru-buru keselamatan berkendara menjadi kurang diperhatikan.

Sampai dikantor juga belum tentu tepat waktu, resikonya untuk sebagian karyawan gajinya harus dipotong karena terlambat. Bila kebiasaan ini terus menerus berlanjut boleh jadi akan mendapat teguran dari atasan.

Ini mungkin sebagian orang menganggap datang terlambat ke tempat kerja adalah sesuatu yang lumrah namun bila dinilai dari sudut pandang produktivitas kerja maka kaeyawan tersebut bermasalah karena tidak bisa disiplin menghargai waktu kerja. Penelaian pertama orang pada kinerja kita adalah bagaimana menghargai waktu untuk komitmen pada tugas dan tanggung jawabnya. Jika dimasalah disiplin bermasalah maka boleh jadi akan banyak hal yang akan disepelekan atau tidak diperhatikan.

Ini masalah kebiasaan atau budaya dalam lingkup kerja. Bila terus menerus dilakukan maka akan menjadi budaya perusaan. Mungkin ini juga yang masih menjadi penyakit pada umumnya di Indonesia. 

Tingkat penghargaan untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin sangat berkurang. Jangan karena Indonesia salah satu penghasil karet terbesar di dunia jam juga menjadi jam karet. Ini pelajaran untuk saya dan semua yang sempat membaca tulisan saya ini. Indonesia akan maju dengan disiplin memanfaatkan waktu termasuk datang ke kantor lebih awal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun