Mohon tunggu...
Rustan Ibnu Abbas
Rustan Ibnu Abbas Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer

Suka nulis , Trainer Sales, Cinta Islam, Pembelajar dari nilai kehidupan Silahkan kunjungi Blog saya di www.rustanibnuabbas.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Penulis Profesional Dimulai dari Penulis Pemula, Berproseslah!

7 September 2018   07:57 Diperbarui: 7 September 2018   08:48 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita mungkin kagum dengan beberapa penulis yang sudah menghasilkan karya yang banyak. Dari jumlah buku maupun penghasilan dari menulis yang mereka dapatkan. J. K. Rowling, Dan Brown, E. L. James merupakan nama yang tidak asing,  penulis Internasional untuk novel atau penulis best seller nasional seperti Tere Liye, Asma Nadia, Andrea Hirata.

Semua penulis yang kita pandang sekarang sebagai penulis profesional bermula dari penulis pemula. Penulis yang mewujudkan keinginan, motivasi, passion sebagai penulis. Mereka pun menemukan hal yang sama seperti yang penulis pemula pada umumnya dapatkan. Perjuangan mencari penerbit yang mau menerbitkan, penolakan naskah berkali-kali, diremehkan karyanya. Mereka pun menulis buku dengan curahan pikiran, konsentrasi bahkan biaya yang tidak sedikit hanya untuk mencari inspirasi menulis.

Saya begitu terkesan bagaimana cerita J.K Rowling ketika memulai menulis seri Harry Potternya sampai menjadi karya yang begitu di sukai diseluruh dunia. Saya terinspirasi juga ketika mengikuti training kepenulisan Tere liye. 

Beliau menceritakan bagaimana perjuangannya mengirimkan tulisannya ke media penerbit sampai ditolak puluhan kali, bagaimana. Banyak lagi kisah-kisah penulis yang sukses dimulai dengan perjuangan yang “berdarah-darah” untuk bisa eksis sampai sekarang.

Bagaimana dengan kita sebagai penulis pemula? aduh..! rasanya kita tidak ada apa-apanya. Begitu mendapatkan kesulitan seperti naskahnya ditolak, diremehkan sebagi penulis,  ide menulisnya buntu, atau kesibukan pada  kerjanya menyebabkan aktivitas menulisnya berhenti. 

Rasanya kok sepertinya terlalu manja dengan keadaan. Sehingga kita kadang menemukan 1001 alasan  untuk berhenti menulis. Maka kita akan dapati banyak penulis pemula yang berhenti ditengah jalan karena sudah merasa jenuh dengan menulis.

Ternyata memang perbedaan penulis sukses dan penulis gagal ada pada “ kegigihannya” menghadapi tantangan menulis. Siap menghadapi apa pun kondisi agar bisa menulis. Sejatinya kesibukan tidak boleh menjadi alasan berhenti menulis. Penulis mampu mensiasati waktu agar sebagian waktunya dipergunakan untuk menulis.

Faktor berikutnya adalah “kesabaran (konsistensi)” agar menulis itu terus berlanjut dan menjadi kebiasaan setiap hari. Tulisan diterima penerbit atau tidak itu persoalan lain. Yang paling penting adalah menulis dan terus menulis setiap harinya agar skill menulis bisa terasah dan yakinlah bahwa proses tidak akan menghianati hasil.

Saya yakin penulis profesional yang kita kenal sekarang masih terus berproses menjadi lebih baik. Bagaimana dengan kita yang masih belajar menulis. Harusnya lebih semangat lagi berproses untuk menghasilkan karya yang luar biasa. Semua punya potensi, semua penulis punya peluang. Kuncinya adalah keyakinan. Mari kita berproses mulai hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun