Mohon tunggu...
Rustan Ibnu Abbas
Rustan Ibnu Abbas Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer

Suka nulis , Trainer Sales, Cinta Islam, Pembelajar dari nilai kehidupan Silahkan kunjungi Blog saya di www.rustanibnuabbas.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Ini Beras Paling Harum di Indonesia, Sekarang Harganya 50 Ribu per Liter

28 Agustus 2018   09:36 Diperbarui: 28 Agustus 2018   11:46 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata indonesia memang kaya dengan potensi alamnya.  Salah satunya adalah beras  khas dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Selain aromanya yang khas serta wangi juga harganya yang sangat mahal. Harga sampai 50 ribu rupiah, bahkan untuk momem-moment tertentu seperti lebaran harganya mencapai 70 ribu per liternya. Harga yang sangat fantastis untuk jenis beras yang biasanya hanya kisaran 10 ribuan. 

Beras unik ini oleh penduduk setempat disebut sebagai "Pulu' Mandoti" sejenis beras ketan varietas padi lokal aromatik. Pulu' Mandoti secara bahasa terdiri dari dua kata "Man (Mang)" dan "doti" artinya melakukan ritul "doti" (santet). 

Konon beras jenis ini dulu sering dipakai sebagai sarana santet ke pihak lawan akhirnya namanya sampai sekarang dikenal sebagai mandoti. Bisa juga pulu' mandoti dimaknai beras yang memiliki aroma yang sangat tajam. Pulu Mandoti juga hanya bisa tumbuh di sawah desa yang tingginya 700 Mdpl. 

Keistimewaan Pulu' Mandoti karena aromanya bisa tercium dari jarak 100 meter. Bahkan bila kita campurkan dengan beras biasa  , 1 liter Pulu mandoti bisa mengharumkan 40 liter beras biasa. 

Keunikan berikutnya ternyata Pulu' Mandoti hanya bisa tumbuh dengan sempurna dan menghasilkan aroma yang sangat harum hanya di satu desa yaitu desa Salukanan Sekitar 6 jam perjalanan dari kota Makassar. Desa Salu Kanan sendiri terdapat 312 hektare sawah, namun hanya sekitar 250 hektare saja yang bisa ditanami Pulu Mandoti.

Sudah banyak yang mencoba mengembangkan didaerah lain bahkan sampai ke pulau Jawa ternyata aroma yang dihasilkan tidak sama dengan dari daerah asalnya. Sudah ada beberapa penelitian yang dilakukan untuk mencoba mengembangkan varietasnya agar bisa sama dengan dari desa salukanan namun sampai saat ini belum bisa menyamai kualitasnya. Kemungkinan besar jenis tanah, pengaruh unsur hara yang terjandung didalamnya yang mempengaruhi kualitas berasnya.

Lokasi Desa Salukanan
Lokasi Desa Salukanan
Selain aroma yang wangi, penyebab kenapa jenis beras ini menjadi sangat mahal karena proses tanam dan pemeliharaanya juga membutuhkan perhatian khusus. Terutama lamanya masa panen yakni 1 tahun sekali tentu membutuhkan biaya pemeliharaan yang sangat besar, menyebabkan sebagian petani enggan bertanam dan mengganti dengan jenis beras biasa. Sehingga kadang stok di pasaran semakin berkurang terutama menjelang hari raya besar Idul Fitri dan Idul Adha harganya bisa sampai 70 ribu rupiah per liternya.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Tidak lengkap rasanya bila ada acara-acara keluarga seperti pesta pernikahan atau syukuran tidak dihidangkan olahan makanan dari pulu' mandoti seperti lappa-lappa', Songko (Songkolo). Mandoti sebagai suguhan makanan untuk tamu-tamu kehormatan. Biasanya diolah dengan cara dimasak dan diulek dengan santan, ditambahkan lauk pauk berupa dangke atau bundu-bundu sebagai pasangannya. 

Bahkan pada masa pemerintahan presiden Suharto sering kali pulu mandoti dipesan dari pihak istana. Katanya Ibu Tien Suharto sangat senang masak pulu' madoti. Gimana mau pesan pulu' Mandoti? biar bisa rasakan sendiri aroma khasnya ? Yuk Ke Enrekang

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun