Mohon tunggu...
Rustan Ibnu Abbas
Rustan Ibnu Abbas Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer

Suka nulis , Trainer Sales, Cinta Islam, Pembelajar dari nilai kehidupan Silahkan kunjungi Blog saya di www.rustanibnuabbas.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Energi Kemerdekaan Menghadapi Tahun Politik

1 Agustus 2018   15:32 Diperbarui: 1 Agustus 2018   16:13 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden pertama Indonesia Sukarno pernah berpesan "Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebaga bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong."

Pesan yang menggugah dari pendiri bangsa ini setidaknya ada dua yang masih perlu dibenahi di dalam pesannya dan masih berlangsung sampai saat ini  yaitu belum saling mempercayai dan gotong royong.

Bangsa yang kuat dan disegani oleh bangsa lain adalah bangsa yang menempatkan kepercayaan dan persatuan sebagai landasan dalam membangun tatanan negara. Kepecayaan rakyat terhadap pemerintahannya, kepercayaan penyelenggara negara ke rakyatnya dan saling percaya antara komponen masyarakat merupakan  hal mutlak yang tidak bisa ditawar.

Saling percaya ini diwujudkan dalam bentuk kerja sama atau gotong royong dan ini merupakan karakter khas anak bangsa ini. Berkat kerja sama inilah indonesia bisa mewujudkan kemerdekaanya dari penjajah. 

Disadari atau tidak karakter saling curiga sudah mulai terlihat nyata dimasyarakat. Berawal dari rasa curiga akhirnya merambah ke saling menuduh bahkan tidak jarang terjadi bentrokan yang awalnya bermula dari rasa curiga ini. Ini adalah penyakit, kalau tidak segera diobati akan bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Kita tidak mengabaikan kenyataan di masyarakat dan mengatakan bahwa hal ini biasa saja jangan dianggap serius. Ini adalah persoalan besar dan harus disikapi dengan baik oleh masyarakat maupun pemerintah.

Hadirnya para provokator dan orang-orang yang memiliki kepentingan tertentu didalamnya membuat keadaan semakin runyam. Apalagi didukung oleh media sosial konten penyebaran informasi sesat  semakin merajalela. Entah berapa banyak orang jadi tersulut kemarahannya hanya karena menerima informasi hoax yang menyesatkan.

Berapa banyak kalimat sumpah serapah, kata-kata kotor, sebutan binatang bisa kita temukan dimedia sosial dan itu bukan hanya baca oleh orang yang berumur 21 tahun keatas. Tapi juga dikonsumsi oleh anak-anak yang belum memiliki filter komunikasi dan ditelan mentah-mentah. Rupanya masyarakat kita belum bisa dewasa dan bijak dalam bermedia sosial. 

Budaya bebas berekspresi tanpa batas dimedia sosial semakin memprihatinkan. Ada tiga  isu yang paling gampang digoreng sampai hangus yakni isu politik, isu Agama dan isu perselingkuhan. Bila ada kontroversi yang unggah di media sosial pasti ramai dengan hujatan dan caci maki. Makanya ada yang mengatakan kalau mau cepat terkenal unggahlah kontroversi salah satunya dijamin akan banyak follower dan haters.

Kemerdekaan yang sejatinya terbebas dari penjajahan dan bisa berkreativitas membangun bangsa ini menjadi terhambat dan berubah menjadi kebebasan yang sangat liberal. Rasa penghormatan ke pihak lain yang berbeda keyakinan, berbeda pilihan politik menghilang begitu saja.

Kita tentu bertanya ada apa dengan negeri ini.? ada apa negara yang dikenal di dunia sangat menjunjung sikap toleransi kok tiba-tiba berupa menjadi masyarakat penghujat, mencaci maki. Ah..entahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun