Kita bisa bercerita ke orang lain atau curhat, bisa datang ke professional psikolog, bercerita melalui sosial media, atau kita bisa menenangkan diri dengan memperbanyak melakukan kegiatan religius.Â
Saya berpikir jika semua orang dapat melakukannya dengan caranya sendiri karena hanya mereka sendiri yang mengetahui diri mereka sendiri, bukan orang lain.
Perasaan stres dan depresi tidak bisa dihindari. Semua manusia pasti akan mengalaminya. Kita hanya bisa melakukan persiapan untuk menghadapinya dan menyembuhkannya.Â
Kita tak pernah tahu tingkat ketahanan kita pada kedua perasaan ini, saya sendiri pun tidak mengetahui sampai pada batas mana saya mampu menahan perasaan stres dan depresi.Â
Untuk mempersiapkannya, kita harus mengatur pikiran kita sendiri, kita harus mendoktrin pikiran sendiri dengan doktrin-doktrin positif yang melawana kedua perasaan ini.Â
Tujuannya untuk menguatkan pikiran kita dari pikiran-pikiran negatif yang muncul akibat dari perasaan stres dan depresi. Menurut saya, stres dan depresi juga dapat muncul akibat dari perasaan kegelisahan (anxiety) yang berlebihan yang saya alami.Â
Semua perasaan ini dapat muncul jika kita terlalu berpikiran negatif yang berlebihan dan panjang. "Oh, nanti kalau saya umur 28 tahun, mau jadi apa? Nanti kalau nilai IPK saya dibawah 3,0, bisa gak ya saya kerja di perusahaan A? Nanti saya setelah menikah, saya mau tinggal dimana? Anak dan istri saya besok mau makan apa?".Â
Hal-hal tersebut merupakan pertanyaan hidup yang wajar untuk dipikirkan karena dalam menghadapi masa depan, kita perlu merencanakannya dengan baik.Â
Tapi, jika kita terlalu banyak melempar pertanyaan tersebut dalam pikiran kita, maka secara tidak langsung kita telah mendoktrin diri kita secara negatif dan hal itu akan menimbulkan perasaan cemas, gelisah, dan takut hingga akhirnya kita menjadi stres dan depresi.Â
"Ayolah, tidak ada satupun yang tahu apa yang akan terjadi besok sekalipun ia seorang peramal luar biasa di muka Bumi ini. Besok ada rahasia Tuhan. Tuhan mampu menaikkan tanah ke langit dan mampu menurunkan langit ke tanah. Apa yang tidak mungkin Tuhan lakukan untuk besok? Kenapa kamu cemas dan gelisah?"
Saya sendiri selalu melibatkan Tuhan untuk mempersiapkan hari esok karena Dia-lah Sang Pemilik Hari Esok.