Teman sekelas saya, namanya, si Z . Tak perlulah saya kasi tahu.
Ia mendapat nilai B. Padahal hanya tinggal nol koma nol sekian supaya dapat nilai 90. Sementara penilaian di kampus saya itu, nilai interval 90 ke 100 baru dapat A. Ia pun frustasidengan nilainya itu.
Beberapa hari teman saya itu bagai terbunuh keriangannya. Tak ada lagi seloroh-seloroh cerdasnya yang segar.
Dan ketika kami duduk bersama dengan teman-teman yang lain, ceritalah ia bahwa kelak ia ingin jadi dosen. Dan menjadi dosen killer. Ia akan memperlakukan mahasiswanya sebagaimana ia diperlakukan.
Ia mendendam menjadi dosen Killer.
::RE[s]::
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H