Mohon tunggu...
Russel Mathew
Russel Mathew Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMPK Kanaan Jakarta 9A/15

Halo teman-temannn, salam kenal saya Russel... dan itu semuanya wkwkwk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengaca Sebelum Menilai

11 Oktober 2024   23:28 Diperbarui: 11 Oktober 2024   23:31 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.gurusiana.id

Seharusnya kita harus saling membangun antara sesama lain, bukan malah menghakimi satu sama lain. Maka kita harus belajar mengaca diri kita sendiri terlebih dahulu sebelum menilai orang lain.

Memang arti dari mengaca untuk menilai diri sendiri itu apa sih?? Well, artinya itu bukan sekedar kita melihati diri kita sendiri dicermin untuk melihat tampilan diri kita sendiri, tetapi kita menilai diri kita sendiri, kita mengrefleksikan diri kita sendiri untuk mengenal jiwa dam psikologi diri, apakah kita sudah sesuai dengan apa yang kita akan kita benarkan dalam diri orang? Atau malah kita belum sesuai, dan malah semena-mena menilai orang lain. Dalam psikologi, istilah lain yang digunakan untuk pengamatan diri ini mencakup 'kesadaran reflektif', dan 'keinsafan reflektif', yang berasal dari karya William James.

Mengapa kita harus bercermin diri?

Karena kondisi tersebut yang membuat kita akan terlihat sombong bahkan memandang orang lain lebih rendah. Padahal, diri sendiri aja masih banyak kekurangan dan masih perlu  banyak yang diperbaiki. Namun itulah manusia, untuk itu kita hanya perlu introspeksi diri terlebih dahulu sebelum menilai orang lain. Introspeksi atau refleksi diri ini bermakna prosesnya observasi kepada diri sendiri dan pengungkapan pemikiran dalam yang disadari, harapan, dan sensasi. Proses tersebut berupa proses mental yang patut untuk disadari.

Sebelum kita menilai orang, ada beberapa hal yang kita harus ketahui dan perhatikan selain mengintrospeksi diri sendiri:

1. Kita harus mengetahui situasinya terlebih dahulu.

Dalam kehidupan, pasti ada interaksi sosial antar manusia. Orang-orang biasanya suka menganalisi orang lain yang terlibat dengan hal interaksi tersebut. Ada benarnya, supaya kita juga bisa tahu bagaimana cara yang tepat bersikap padanya. Selain itu, proses ini juga sebagai upaya kewaspadaan diri. Bukan berarti mencurigai, tapi faktanya memang ada pribadi-pribadi yang datang membawa pengaruh negatif. Namun, ketika akan menilai seseorang, sebaiknya gak perlu terburu-buru. Kenali orang itu terlebih dahulu, supaya kita tahu keadaan yang sebenarnya tentang dirinya. Apalagi jika baru bertemu, terlalu dini untuk langsung menilainya, bisa jadi malah salah persepsi.

2. Apapun masalahnya, manusia tetap memiliki kekurangan.

Seperti yang kita ketahui bahwa tidak ada manusia yang 100% perfect, tidak memiliki kesalahan, biasanya kalau orang begitu ada di film/anime. Tetapi nyatanya memang tidak ada manusia yang sempurna, hanya TUHAN Allah kita yang sempurna. Maka saat kita menilai orang lain, kita tidak boleh mencari kesempurnaan orang lain. Jangan cepat menilai orang lain dari kelemahannya/keburukannya.

3. Kita harus amati dari berbagai pandangan.

Saat kita memulai untuk mengamati seseorang untuk menilainya, jangalah melihat hanya dari satu sisi. Ada banyak sisi dari diri manusia, amati semuanya. Mulai dari sikapnya, caranya menanggapi sesuatu, saat orang itu berbicara, hingga pola hidup yang dijalankannya. Dari hasil pengamatan kita, kita akan semakin banyak tahu keadaan sebenarnya. Sebelum mengamati dari banyak sisi, jangan dulu memberikan penilaian padanya. Jadilah pribadi bijaksana yang mampu melihat sisi baik dan buruknya seseorang. 

Cara introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik:

1. Harus Objektif.

Melakukan introspeksi diri tidaklah mudah karena pada umumnya manusia lebih mudah melihat kesalahan kecil yang dilakukan orang lain ketimbang melihat kesalahan besar yang dilakukan diri sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan kerendahan hati untuk melihat kesalahan dan kelemahan yang ada dalam diri secara objektif.

2. Ada kemauan untuk mengubahnya

Introspeksi diri tidak berhenti pada titik perenungan kesalahan saja, melainkan harus dibarengi dengan kemauan kuat untuk mengubah perilaku buruk tersebut. Kita harus mau berubah dari hal-hal/kebiasaan buruk diri kita sendiri sebelum kita menilai orang lain.

3. Tidak menutup diri dari saran orang lain

Terkadang, orang lain bisa lebih tahu kekurangan yang ada pada diri kita. Coba tanya orang-orang di sekitar yang peduli terhadap kita. Minta pendapat dari mereka tentang diri kita dan saran agar kekurangan tersebut bisa teratasi.

Jadi, kita sebagai manusia tidak boleh menghakimi/menilai orang lain sebelum kita menilai diri kita sendiri terlebih dahulu. Kita terlalu fokus pada kesalahan kecil orang lain dari pada diri kita sendiri. Seperti yang sudah kita simak, kita harus tahu bahwa sebesar-besarnya orang lain memiliki kesalahan, bahwa memang wajar karena hanya TUHAN Allah yang sempurna, tidak ada yang lain.

Sebagai penutup, berikut ada sebuah quote mengenai self reflection:

"Jangan menghakimi orang lain, apalagi kalau kita tidak tahu 100% kebenaran faktanya" -Merry Riana

Ayat Alkitab mengenai menilai orang lain:

Lukas 6:37 = "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.

Sekian, dan terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun