Mohon tunggu...
Russell Darren Wilaysono
Russell Darren Wilaysono Mohon Tunggu... Editor - Murid

saya adalah orang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mobil Listrik, Solusi?

8 November 2024   20:25 Diperbarui: 8 November 2024   21:53 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil Listrik di Jakarta

Dasar ide dari pengembangan mobil listrik bukanlah suatu yang buruk. Keinginan untuk memajukan perkembangan teknologi dengan alasan memperbaiki Bumi tercinta kita adalah hal mulia. Jika dibandingkan dengan mobil saat awalnya, atau bahkan kendaraan apapun, mobil listrik menghasilkan karbon emisi paling minim, dan itupun bukan karena mobilnya sendiri. Mereka mengeluarkan 50-70% CO2 lebih sedikit.

Sarana untuk memudahkan kehidupan manusia tidak butuh memiliki sisi negatifnya. Dapat saja kita membuat suatu yang hanya bersifat positif. Kepintaran umat manusia tidak bisa diremehkan. Sama dengan dulu lemari es, yang menipis atmosfer, akhirnya diubah menjadi sekarang yang jauh ramah lingkungan. Mobil listrik juga dapat diubah sedemikian rupa agar bisa mengikuti gambaran awalnya.


Bagaimana Ke Depannya?

Saat ini dominan investasi pada bidang otomotif lebih merujuk pada mobil BBM. Nyatanya Jerman menghentikan investasi pada EV sampai tahun berikutnya. Sifat ekonomi yang bergantung dengan bahan bakar fosil menghilangkan opsi untuk mulai menggeser ke pandangan baru. Sifat kapitalis yang hadir pada dunia ini menghambat penyembuhan pertiwi. Dengan usaha lebih untuk membenarkan kesalahan dari mobil listrik, tidak mustahil untuk membentuk perubahan. 

Aksi pemerintah juga menjadi variabel penting terhadap kesuksesan proses. Contoh seperti kebijakan meningkatkan tempat charge mobil listrik dapat membantu meningkatkan minat beli mobil listrik. Salah satu pertimbangan investasi mobil listrik ditemukan dalam minat beli rakyat. 

Tentu masuk akal mengapa mobil listrik sangat dihindari oleh rakyat. Mobil wuling menjadi mobil pasaran di Indonesia. Harganya yang segitu bisa digunakan untuk membeli mobil lain dengan kualitas jauh melewati wuling, contohnya merek Hyundai. Serta juga karena tempat pengisian listrik hanya tersedia di kota-kota berkembang, tidak mungkin orang dari pedesaan akan lebih memilih mobil listrik dibanding truk angkut untuk pertanian atau lainnya. Balik lagi bagaimana pemerintah beraksi akan menjadi penentu nasib mobil listrik.

Sekarang, menurut kalian, apakah mobil listrik akan menjadi standar masa depan, atau menjadi sebuah harapan yang menghilang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun