"Hai, kau terluka," suara Karta meninggi. Wajahnya Nampak khawatir. Kembang Arum mengangguk.
"Siapakah yang telah melukaimu, Ngger?"
Kembang Arum tidak segera menyahut. Tetapi dipandanginya beberapa orang laki-laki liar yang masih tegak berdiri di tempatnya.
Sejenak orang-orang itu terbenam dalam pikiran masing-masing. Tetapi mata Kembang Arum telah berbicara, yang melukainya adalah satu dari antara lelaki liar yang sedang dipandanginya itu.
Sehingga meskipun Kembang Arum tidak mengucapkan, Karta segera mengetahuinya penyebabnya.Â
Karena itu maka tiba-tiba Karta menggeram. Ia tahu pasti babwa para pemuda itu adalah orang-orang yang datang atas permintaan Sri Aji dan Ki Palang Sisir.Â
Karena itu dengan mata yang menyala dipandanginya Sri Aji dan Ki Palang Sisir berganti-ganti. Dan tanpa disadarinya tangan Karta memegang hulu pedangnya.
Nampaknya kini pertikaian akan berganti arah.
Sri Aji dan pamannya akan menemukan musuh baru?
Benarkah demikian ?Â
**ruSMan**
Â