Wayang tidak ubahnya manusia, mereka ada yang bertabiat baik dan ada pula yang berwatak buruk. Karena itu hendaknya setiap orang pandai dalam memilih kawan.
Dalam agama Islam misalnya juga dijelaskan demikian:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikannya sebagai teman kepercayaan kepada orang-orang yang nyata-nyata di luar kalanganmu (karena) niscaya ia tidak henti-hentinya akan menimbulkan kemudharatan bagimu" (QS. Ali Imran[3]: 118).
Tentu semua agama pun juga memiliki sikap yang sama.
Lalu, apa nih intinya kok pada bagian awal penulis mengkaitkannya dengan wayang?
Saudaraku, ternyata dalam lakon pewayangan nasehat untuk memilih teman yang baik itu juga ada dalam salah satu kisahnya.
Namun bentuk nasehat itu umumnya berupa lelakon para tokohnya.
Sebagai contoh apabila kita mengikuti dan menganalisa kisah Raden Karno Basusena yang memilih bergabung dengan para Kurawa.
Sebenarnya Raden Karna memiliki watak sebagai ksatriya sejati.Â
Hal itu paling tidak terlihat dari dua hal:
1. Leluhur Raden Karna adalah merupakan para tokoh utama dari kerajaan Mandura tepatnya dari wangsa Yudawa.Â